Nasionalisme Dalam Puisi Yang
Terlupakan
Musikalisasi puisi
berjudul “Aku” milik Chairil Anwar gubahan Fileski, diapresiasi baik oleh para
pecinta puisi di Singapura dan Malaysia. Komentar positif datang dari penyair
Singapura, Herman Mutiara, begitu ia mendengar hasil karya Fileski. “Hebat,
luar biasa. Karya yang hebat harus ditebarkan seluas dan sejauh mungkin,” ujar
Herman Mutiara.
Cg Karmin, penyair
yang juga berasal dari Singapura, turut memberikan komentar. “This is excellent work. Gubahanmu
bertenaga sekali!” ungkapnya.
Sementara itu,
penyair Malaysia, Ilya Kablam, berkomentar bahwa karya Fileski ini membuat para
pecinta puisi di Malaysia, mengenang kembali sosok Chairil Anwar. “Bagus sekali
lagu puisi gubahanmu ini, para pecinta puisi di Malaysia sangat mengenal
Chairil Anwar sampai hari ini,” ucapnya.
Komposisi “Aku”,
diramu Fileski untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang
ke-70. Musik puisi bergenre Rock Alternatif itu, diunggah Fileski ke Youtube,
tepat di tanggal 17 Agustus 2015. Terdengar sampai negara tetangga, membuat puisi
Chairil Anwar tersebut diketahui masih sangat dikagumi, yakni di Malaysia dan
Singapura.
Lewat jejaring
sosial miliknya, Fileski mampu mengenalkan kembali sosok Chairil Anwar kepada
kalangan muda Indonesia, yang masih awam terhadap penyair kebanggaan Indonesia
tersebut. Banyak followernya yang
menanyakan siapa itu Chairil Anwar. Dengan karya puisi Chairil Anwar yang dilagukan
tersebut, Fileski mengungkapkan keinginannya untuk membangkitkan semangat
nasionalisme generasi muda di Indonesia.
“Ada banyak cara untuk
memperingati HUT RI yang ke 70, salah satunya dengan puisi. Sebuah puisi yang
berjudul "Aku" ditulis oleh Chairil Anwar pada tahun 1943. Puisi ini
sangat menggelegar, kekuatan syairnya mampu membakar semangat para pejuang kala
itu, bahkan sampai hari ini puisi ini tetap jadi mood booster-ku kala down. Akhirnya, untukmu Indonesia negeriku
tercinta, di usiamu yang ke 70 aku persembahkan musik puisi ini, semoga engkau
terus berkibar dan tak pernah padam,” tutur Fileski.
Fileski berharap, khalayak di
Indonesia tidak pernah melupakan sejarah, karena menurutnya suatu bangsa akan
mudah dihancurkan, jika generasi mudanya tak mengenal sejarah bangsanya. Ia
berpendapat, Chairil Anwar adalah salah satu tonggak sejarah pejuang bangsa
dari dunia sastra.
“Kontribusinya sebagai penyair dan
sastrawan punya andil besar dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Hingga hari
ini namanya dan karyanya masih dikenal oleh negara rumpun melayu. Sementara
generasi muda negara kita telah lupa akan itu,” kata Fileski.
Fileski yang bernama asli Walidha
Tanjung Files, adalah musisi sekaligus penyair yang lahir di Madiun, Jawa
Timur, 21 Februari 1988. Namanya dikenal melalui karya-karya yang
dipublikasikan ke berbagai media massa. Ia juga dikenal dengan resital biolanya
yang dipadukan dengan pembacaan puisi di sejumlah negara. Fileski pernah
mendapat penghargaan Anugerah Hescom kategori musikalisasi puisi dari e-Sastra
Malaysia. Rep: Ayu K. Sandy