Puisi A’yat Khalili
Siklus Darat
di ujung tanduk sapi, kuasah kembara
menggarami bintang-bintang di kaki bukit
menenun tikar-tikar yang menghampar
membakar udara dengan tumpukan jerami
mengairi sawah dari peluh yang berpacu
matahari melemparkan tenagaku
yang lapar dan haus di batu-batu
bajak menghunus tanganku yang berkarat
karena kasar hingga mengurat
cangkul menggali kakiku dengan musim
pada bangkai dedaun yang berserak
pecut mencabuk ragaku yang melompat
berarak dengan terik yang berkobar
genta menyuarakan gemeretak tulang
madah yang kutimbang dari nazar dan umur
linggis menopangku dari liat karang
yang menggunung hingga tajam permukaan
akik segala akik, bongkah sampai berangkal
api menjilat lidahku jadi badai bunga tanah
yang memberi nyala penghijauan
mata dari setiap benih tumbuh
angin menyeret jejakku lewat semua sapi
yang dituntun dan dipecut dengan palu jinak
pohon-pohon pamit mengiringi di jalan
sungai-sungai menjalar ditetesi keringat
di ujung runcing tanahmu, kutempa laparku
mengubah biduk jadi garpu. dayung patah di tengah
membangun kandang. Selimut angin
yang bersimpuh dengan layar kumpulkan cahaya
mengerami kampung halaman.
Madura, 2018
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313