Yahya Andi Saputra
HANTU CORONA
Di kota super modern, hantu dan siluman gagu menghentikan langkah orang-orang yang selalu terburu-buru. Kota kelu bagai dicekik rantai kematian yang memburu. “Kunci pintu rumahmu usah hirau bila ada tamu” perintah selebaran dari penguasa kota. Tatkaka kota kian sepi dan beku, orang-orang mulai lapar dan gelisah. Sejurus saja naluriah sangar lantaran lapar mengintimidasinya. Didobrak puntu rumahnya sendiri, berkeliaran menjarah sisa makanan di pasar, di mal, di segala tempat. Saling mencajar membunuh. Mereka mengusir dan menggantikan hatu dan setan gagu. Kota super modern menjadi kota hantu. Hantu dan siluman gagu gelisah melangkah mencari manusia yang dirindukannya.
Jakarta, 13.3.2020
Yahya Andi Saputra
IBUNDA NUSANTARA
Jutaan sel jantan merubung rahimmu
Akhirnya 260 juta bergantian
Bergelayut aman di kandunganmu
Tentu kecamuk rasa sejak bulan pertama
Merongrong daya meremuk tulang-belulang
Tetap kau rawat amat cermat
Tumbuh kekar berurat kuat
Sebelum akhirnya
Ratusan janin menetas memanggilmu
Bunda, emak, maktua, kumpi, uyut
Berbagai ungkap sayang tertuju kepadamu
Aku tiada pernah mendengar rintihmu
Atawa keluh-kesah menggerutu lelah
Selalu lembut tanpa terlihat raut kusut
Senyum jadi lukisan tulus sepanjang tahun
Kami tenteram dalam selimut hangat
Dan dengus napasmu yang sejuk
Tak cukup ruang
Cintamu bilang-berbilang
Tak mampu membalas
Kasih sayangmu nan ikhlas
Seisi alam raya
Hanya kamu saja
Utuh adanya
Ibunda Nusantara
Jakarta, 19.05.2019
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313