Aku menulis sebuah kata yang tak tertata. Terbalut seribu
duka yang telah tertimbun di dalam sebuah ruangan yang tak bercahaya, bak malam
tanpa bintang dan rembulan.
Itulah kalimat yang mewakili seorang Mushowaf Hamdan
menorehkan setiap huruf dalam buku ini hingga menjadi kumpulan puisi. Disusunnya
rapi hingga setiap aksara menyumbang makna. Buku perdana karya solo ini sebagai
anak tangga menuju karya selanjutnya. Pelajar yang naik kelas XII MA Wali Songo
Kabupaten Madiun ini gemar menulis sejak kecil. Ketika belum mengenal huruf,
Hamdan cilik lebih suka menggambar.
Bermula dari pikiran yang berkecamuk di kepala, sementara
ingin mengutarakan bingung kepada siapa. Belum tentu yang diajak bicara, paham
maksudnya. Hamdan lebih suka menyendiri dan menuangkan pikirannya melalui
goresan pena. Apalagi pandemi, lebih banyak waktu untuk sendiri khususnya
setelah usai mengerjakan tugas dari sekolah secara online.
Membukukan karya, terbersit dari lolosnya naskah cerpen
dalam sebuah lomba. Masuk nominasi, dibukukan dalam antologi. Dari sini timbul
hasrat membuat buku solo. Alhasil 49 puisi menghiasi halaman buku solo
perdananya. Mendapatkan ide, amat mudah bagi Hamdan. Melakukan traveling, meski
sekadar naik bus umum, berhasil mengantongi banyak ide tema untuk dituliskan.
Meski sedang sakit spina bifida, retensi urin neurogenik
bleder, tak menyurutkan semangatnya untuk tetap menulis. Bahkan menulis
membuatnya semangat sembuh dan mencoba menularkan semangat sembuhnya untuk
siapa pun yang sakit. Menurutnya, ketika seseorang sedang sakit, sebenarnya ada
anggota tubuh yang ingin dimanja, jadi pergunakan sebaik mungkin.
Pengagum budayawan kondang Sudjiwo Tedjo ini bermimpi bisa kuliah
sambil bekerja. Karena hobinya menulis, ingin bekerja di dunia kepenulisan. Sambil
kuliah di jurusan yang mendukung hobi dan kerja. Tawaran dari sebuah penerbit
untuk menduduki posisi desain, disambutnya hangat. Mulai sekarang banyak
mengamati macam-macam desain kover buku.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024