LADANG MAWAR YANG TERBAKAR
Puisi Ardhi Ridwansyah
Telah gersang ladangku,
Usai para mawar terbakar api,
Menjalar liar membabi buta melumat,
Segala rindu dan restu dari cinta yang terbina,
Dari dada subur akan kasih.
Menghitam warnanya usai merah telah mati,
Berguguran di tanah berbau hangus sesak asap,
Menguar ke udara tanda jiwa terluka,
Sebab senyuman terkasih terpatri dalam kelopak mawar.
Yang rekah namun pawaka membawa petaka,
Tangkai-tangkai tegas nan berduri kini tak lebih,
Dari kisah kelam ihwal bunga yang terkapar dengan sedih.
Puaskah dikau yang tertawa sembari genggam api?
Cerita malam itu mungkin membuat matamu memerah senja,
Dan mengutuk aku yang terlelap sambil mengingat,
Dua gelas anggur merah; mengantarkan diri ke gerbang dosa,
Saat meraba tubuhnya dengan jemari kukuh dan menjilat,
Air mata yang deras mengalir,
Lantaran sepi kerap meringkuk di hati.
Asa pun binasa seraya kita telah berpisah,
Menyemai benih di tubuh yang berbeda,
Mengingat masa lalu sungguh hambar dan jelas tergambar,
Saat-saat menyedihkan; kita tak lagi satu ranjang,
Dan kemboja tumbuh dalam raga yang saling menjauh.
Jakarta, 13 Februari 2022.
BIODATA
Ardhi Ridwansyah kelahiran Jakarta, 4 Juli 1998. Puisinya “Memoar dari Takisung” dimuat di buku antologi puisi “Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019”. Termasuk 115 karya terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Bengkel Deklamasi 2021. Puisinya juga dimuat di media seperti labrak.co, kawaca.com, Majalah Kuntum, Majalah Elipsis, Radar Cirebon, Radar Malang, koran Minggu Pagi, Harian Bhirawa, Dinamika News, Harian Fajar, koran Pos Bali, Riau Pos, Suara Merdeka, Radar Madiun, dan Radar Banyuwangi. Instagram: @ardhigidaw. WhatsAap: 087819823958.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024