ADA
Oleh: Damar Sewu
Aku menemukanmu saat angin membawa daun yang jatuh bertamu di depan pintu rumahku
Engkau yang semalam memberitahu padaku, bahwa kopi yang belum aku sentuh bibirnya menolak bercinta denganku, kini tersenyum
Orang-orang mencarimu sampai selene
Mereka tak pernah menemukanmu bahkan ketika engkau menyapa mereka saat mereka mulai membuka mata dan jendela rumah mereka di pagi hari
Mereka lupa siapa yang telah menyiapkan cahaya bagi mata yang nyala tersenyum itu
Aku bawa engkau mengalir pada sungai yang tak pernah lupa membicarakanmu
Tiap-tiap arus adalah debur tanganmu yang tak pernah berhenti mengelus tengkukku
Aku kau cengkeram...
Aku kau cengkeram...
Orang-orang membelah dadanya masing-masing, mencari nafasmu
Tetapi hanya jantung penuh bercak hitam-biru yang mereka temui
Mereka menyembunyikan matanya untuk melihat wajahmu
Mereka tak lagi ingat di mana mereka pernah menaruh matanya untuk melihatmu
Orang-orang menggali perut bumi, mencari rahimmu
Tetapi hanya kelahiran dari bibit kebingungan baru yang mereka temui
Mereka tak pernah tahu di mana jalan keluar
Mereka tak pernah tahu ke mana mereka akan pulang
Mereka mematikan cahaya di dalam kegelapan
Tawa mereka menggema
Aku menemukanmu ketika aku membaca koran tentang matinya seorang diktator dan abadinya kisah hidup—juga kekejamannya
Hari ini, koran-koran menemaniku
Aku tahu engkau ada di sini
Aku tahu itu...
Aku tahu...
Orang-orang mencarimu sampai selene
November 2021
Damar Sewu, lahir di desa kecil, di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada 27 Januari 1997. Mulai menekuni dunia tulis-menulis sejak tahun 2021. Puisinya yang berjudul "Anak-anak Aksara" menjadi juara 1 dalam event yang diadakan oleh 20 grup literasi facebook. Puisinya yang lain berjudul "Diktat" menjadi 1 dari 5 puisi terbaik dalam festival puisi Payakumbuh Poetry Fest 2021.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024