Perempuan Perajut
Harmoni
: Wislawa Szymborska
Oleh: Dian Riasari
Langit Bnin jadi saksi
Tumbuhnya mata tajam
Dan senyum bibir tipis
yang kerap kembang
Tempat muasal
ironi-ironi tertuang
Kau tak tahu, pada
apa-apa yang kau ingin tahu
Hingga heningmu
cucurkan larik demi larik puisi
Tandai upaya menjawab
apa yang tak kau tahu
Tak ada dunia yang
jelas
Seperti juga tak ada
yang dua kali
Tak ada yang sama
seperti kemarin
Tak ada arti yang sama
dari tiap senyum yang sederhana
Hari ini kau mawar
yang terlempar
Hari lain kau sekokoh
batu
Kala lain kau berjalan
di dataran dan lembah
Juga bukit, gunung,
dan laut
Kau katakan pada peta
yang menipu
Betapa gunung dan laut
seolah tak berjarak
Betapa manusia terlalu
umbar tangis sia-sia
Pada hari yang begitu
singkat
Hai, pemilik bibir
penuh empati
Apakah hari itu kau
dikunjungi inspirasi?
Rohmu yang gelisah,
penuh cinta dan imajinasi
Tapi bukan cinta yang
penuh romantisme dangkal
Cinta mestilah
universal
Di malam-malam panjang
kau pandang bintang
Jemari menarikan ragam
dunia yang kaya
Tentang bumi yang
rimbun manusia
Yang lemah kadang
ditindas tirani
Dan kau tak mampu
hentikan perang
Luka-luka membekas di
tubuh dan hatimu sendiri
Pernah, batu-batu kau
ajak bicara
Sebaris pinta agar
batu membuka pintu
Namun tak ada yang
terbuka, karena pintu tak ada
Sehampa itu terasa
Perbedaan-perbedaan
kadang merepih
Berjajar penuh mirip
Nada-nada sederhana
terus melesat ke langit
Menyisakan kerut
kening, senyum simpul, atau tawa manusia
Hingga napas
terakhirmu embuskan harmoni.
Malang, 3 Februari
2022
Biodata:
Dian Riasari, lahir dan tinggal di Kota Malang, Jawa
Timur. Kini aktif
menulis di beberapa
komunitas literasi. Passion-nya dalam menulis puisi membuatnya
bergabung di Asqa Imagination School (AIS) dan Community Pena Terbang
(COMPETER). Untuk mengenal lebih dekat, silakan kunjungi WA/Telegram: 082140042558.
FB: Dian Riasari, IG: dian_de_lala atau e-mail: dianriasari69@gmail.com.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024