Ampas Tubuhku
ampas tubuhku yang menyeberang jauh ke Saumlaki
bila ada hati baik, diseberangkan lagi hingga ujung Namlea
merapal langkah rapuh di pasar jelata
menjaga tangis sisa-sisa bencana
gemuruh angin ini seperti tanda
mengapa malam hanya hening senyap
dalam tiap baris desah nafas
selalu ada nama yang jarang kuucap
dan kini tubuhku terlempar
di lembar kusut para pencari kata
sampai pada ampas pahit
tapi siapalah kita
kadang-kadang tanya lembut memenjara otak
tiada sesiapa lagi diantara kita
aku hanya ingin kembali pada kehidupan
yang sering dikatakan penyair tentang seribu tahun hidup
bukankah kita hanya makhluk biasa?
lalu....
ampas tubuhku menyeberang ke Saumlaki
sebab hati yang menerima
dan tengadah yang tak pernah putus
(Baubau, 8 September 2021)
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024