Kepada kamu yang bernama senja
Ku terbangkan layang-layang kertas
Di atas layung keemasan
Ku beri nama engkau Senja
Yang menyusup dalam rangkum hari menjelang malam
Kau soleki amarah pada pipimu
Gincu Semerah saga memoles bibir
Kelopak mata berwarna jingga
Sebatang rokok kau sulut pada remang
Senyum kecut berbau pesing
Seirama comberan
Yang meradang pada ketiak dan selangkangan
Dendam membuncah
Hingga subuh memantau pada toa
Berjalan dalam jingkit dan menahan rasa sakit
Esok tak akan lagi ada yang bernama senja
Hanya catatan kosong saja tersisa
Di ujung do'a pemegang Oda.
Pagaralam 140222
Mady Lani, yang terlahir dari kota kecil di kaki Gunung Dempo, penggiat sastra lisan dan pencinta kopi ini, ya wajar saja karena keluarganya petani, memiliki sebuah komunitas Rumah sastra Pagaral yang mandiri, dan bertahan dengan ke egoan komunitas tak perlu ada campur tangqn, Semua masih akan berjalan walau perlahan. Sering dianggap Begal, karena tak mau di data sebagai seniman birokrasi.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024