Ke Pembaringan
Oleh A N Dika Disana kau terbaring. Di antara dedaun yang malu di sentuh angin. Di bawah bayang-bayang rerumput. Di tengah bebas nya para burung bergelut. Lalu seketika mendung mengintip. Di balik nestapa ia mencuba mengutip. Menyamar ke rasianku dengan kata kata indah puisinya malaikat. Mukadimahnya cinta dan di tutup dengan rindu yang pekat. Kita hanyalah sepasang tubuh yang tidak abadi. Yang pasti mati se indah apapun kita berpuisi. Maka kepada sang waktu ku kabarkan. Bahwa berjuta puji telah ku utarakan. Pada Tuhan yang ciptakan mu. Dan setiap detik yang ku pupuk bersamamu jadi rindu. Sejelas siang kan ku katakan. Se terang mentari kan ku buktikan. Selembut angin, se irama kawanan mendung yang berarakan. Doa ku kan jelmakan hujan yang sirami tanah dimana kau di kuburkan. Sembari menunggu nunggu kabar, kapankah jemputan ku pun menyusul datang. Yang antarkan ku, Bersama mu di pembaringan. Bukittinggi Sept 2021 Sang Pemuda Biasa
Andika (Andri Andika).
Kecambah mimpi yang tumbuh di sebuah lempengan surga yang jatuh ke bumi. Kabupaten Agam Sumatera Barat. Putra asli Minangkabau yang memiliki hobi menulis dan membaca. Putra pertama dari uda Ismardi dan uni Desmawati
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024