Dalam Rangkul Sang Gerhana
Oleh: Ni Wayan Kristina
dalam pejam menjelang petang
mekar bayang dan sapaan masa silam
diperam batin, diselubung belulang
gelisah kerap membuncah dada
sebab puan berkeriput itu hendak menjamu temu
lalu meramu kata paling gurau
hingga merah rona pipi
hingga air mata menjelma putih kasih
dahulu, begitu langit temaram berlabuh
hikayat I Cikampeng penyejuk penat
warnai irama setiap cengkerama
sebelum terlelap
kidung Sekar Alit medengung di telinga ananda
ah, terlampau langka kenangan itu
kelopak mata masih terkatup
namun jendela hati enggan tertutup
mengucap salam dalam bungkam
merapal doa kepulangan
mengenang cerita dalam rangkul sang gerhana
Bali, 16 Februari 2022
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024