EMBUN DI ATAS KERTAS
Saat malam hampir kelam
Ada secarik kertas terjepit di jemari
Antara cemas dan ragu bergejolak di dada
Antara dua kata bertukar lepas
Ya ….Tidak….Ya…..Tidak…...
Saat malam sudah jauh pekat
Ada sebatang pena lepas dari jepitan bibir
Kedua bola mata masih terbuka setengah
Kesadaran mulai menurun perlahan
Mungkinkah malam masih jauh ke depan
Saat fajar mulai merekah dan sinar mentari pagi memerah
Kesadaran perlahan hinggap di dahi
Hari ini mentari ternyata masih ada seperti kemarin
Antara dua kata masih bergantian datang dan pergi
Ya….Tidak…..Ya…..Tidak….
Hari ini nyatanya sama seperti kemarin
Mentari pagi masih tetap bersinar di ufuk timur
Adalah suara hati berkata “Malam selamanya malam”
Tanyakan rahasia ini pada bulan sabit “Kapan akan jadi purnama”
Antara ya dan tidak masih ada kata “SABAR”
Hidup memang laksana embun
Hari-hari hidup indah saat diterpa mentari pagi
Tapi tidak terasa akan berlalu begitu cepat
Sirnah tak berbekas tak ditemukan lagi
Sabar…..Sabar…..Sabar….
Bumi tempat kau berpijak bagai secarik kertas
Aku….Kau…Kita semua !
Bagai embun di atas kertas
Soe,11 Februari 2022
Paulus Pobas, lahir di Poo-Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur, 05 Juli 1965. Penulis Penulis Artikel di media online.Guru Non PNS SMAS Kristen 1 Soe.
WA : 081353757055
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024