ANUGERAH KESAKTIAN PANCASILA 2022
PADA HIDUP YANG DIPERTARUHKAN
: Riska Widiana
biarkan sauh lepas di arus
tinggal tubuh perahu tanpa pengayuh
tujuan tanpa arah, angin berdesak meniup ombak di buritan
langit mengumpulkan awan hitam, saat burung-burung berdesak pulang ke sarang
tubuh kita terombang-ambing di lautan lepas sebatang kara
melayarkan harapan seluas laut
mencari batas, barangkali ada daratan menampung takut yang sekarat
gemuruh angin menghempas ombak, kecipak air membesarkan takut di dada
hari telah senja, merah di langit tinggal segaris, harapan kian menipis
laut terbentang luas, langit selalu terlihat perkasa
sedikit keyakinan Tuhan jatuhkan, tepat di saat dadaku memilih berhenti berjuang dan menghentikan detak jantung
dengan dua tangan, telah menjadi sauh menuju tepian
barangkali di sana lah harapan baru akan ditanam kemudian
meski jarak tak bisa ditebak, antara mil laut dan waktu berlanjut
adakah sisa nyawa setia menolong ruh yang sengsara?
sedangkan Tuhan terus meniupkan Rahmat-Nya melalui angin, membawa perjalanan jauh yang hendak aku lepas seluruh hidup demi mengabdi pada laut, juga menjadi hamba tinggal kerangka, untuk memenuhi hasrat ikan-ikan yang tak pernah puas akan keserakahan
lagi dan lagi, Tuhan meniupkan iman yang kempis di dalam jiwa
sampailah kini pada dermaga
di mana segala petualangan telah kujadikan dongeng paling haru
sebagai riwayat sebuah hikayat
suatu hari akan dikisahkan kepada anak cucu
bahwa hidup harus bertarung dan bertaruh pada nasib
untuk memenangkan takdir
jika ingin beruntung
beranilah melawan takut dan keraguan
Riau, 2022
Riska Widiana, berdomisili di Riau, kabupaten Indragiri hilir. Aktif menulis sejak tahun 2020 hingga sekarang. Kini tergabung ke dalam komunitas menulis yaitu kepul (kelas puisi alit) dan kelas menulis bagi pemula. Alamat facebook Riska widiana dan Instagram riskawidiana97 email tembilahanriska@gmail.com
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024