TERIMA KASIH PUNDAKMU
(Karya Simon Komba Manu, Guru Pada SMPN 3 Wewewa Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur)
Kau berteman dengan mentari pagi
Yang kadang datang menjemputmu
Kadang juga kau menjemputnya
Tujuh hari kini tiba
Masih bersama sinarnya
Sinar yang tak secerah sinar ibu
Pundak itu
Yang tegak disetiap kokok ayam
Lalu semangat dan letih saat lesap bayangmu
Dan akhirnya tersenyum disetiap nyanyian jangkrik
Apa yang kau minta dariku?
Balada?
Ya, memang ini kisahmu.
Dan kau adalah kisah
Himne?
Ya, kau adalah pahlawan yang berkisah
Ode?
Ya, jasamu memang kusanjung.
Epigram?
Ya, aku mau hidup denganmu 1001 tahun lagi
Romance?
Ya, aku mencintaimu tanpa cinta.
Elegi?
Ya, aku ingin meratapi waktu yang klak akan berlalu.
Satire?
Ya, kau terlalu perkasa memikul cintamu.
Kau terlalu perkasa
Perkasa
Sampai ku tak tahu:
Kapan aku disini,
Mengapa aku di sini,
Ya, aku masih di sini, Ayah.
(Puisi ini didedikasikan seutuhnya untuk Ayah yang kini sudah renta)
Simon Komba Manu, S.Pd., Gr. Guru Bahasa Indonesia pada SMP Negeri 3 Wewewa Tengah Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya terlahir sebagai bungsu dari 7 bersaudara yang lahir pada 14 September 1991. Saya merupakan sarjana pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tamatan dari Universitas Nusa Cendana pada tahun 2013. Sekarang saya berstatus sebagai PNS di sekolah tempat saya mengabdi sejak januari 2021.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024