SATE LILIT PANTAI LEBIH
kenangan liar, gelombang di matamu
kian lama kian rindu
hari ini terasa lebih ramai
di atas meja, menu-menu meminta dipilih
sedap sejarah terasa sejak halaman pertama
apa ini nama lain dari kepedihan?
ombak pantai berlarian,
menghindar dari masa silam
di sana, cangkir kopi menghadap jendela
mencipta keriangan
melupa kemalangan
Pak Made diselimuti asap, bertahun-tahun
ada rezeki bersama kantuknya
masa mudanya beku, di dalamnya
percakapan meja sebelah dimulai
kami menanti cerita-cerita bahagia
sesekali sumpah serapah muncul dalam hati
sambil menyantap sate lilit
gurihnya melingkar-lingkar di ujung lidah
tercium wanginya serai, daun salam, daun jeruk purut
tumpah sehamparan Pantai Lebih
bersuka ria dalam sekali gigitan
menimpali suara manusia
2021
Wayan Esa Bhaskara tinggal di Denpasar. Menulis puisi bahasa Indonesia dan Bali. Karya-karya puisi berbahasa Indonesianya terangkum dalam beberapa antologi bersama. Juga telah dimuat media cetak dan daring. Puisi berbahasa Balinya dimuat Pos Bali, Media Bali, dan Suara Saking Bali. Menanam Puisi di Emperan Matamu (Mahima Institute, 2018) adalah buku puisi pertamanya.
FB https://www.facebook.com/
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024