LELAKI PENCARI IKAN
Sugik Muhammad Sahar
Lelaki yang pernah
dipanggang terik
Pada selimut angin
berbantal ombak
Lemas, tertidur ke
dasar paling laut
Pada cahaya bulan yang
tebal berkabut
Mengusap manis madu
keringat
Dengan kerut
berlipat-lipat
Memakan tiba-tiba,
hitungan harga tengkulak
Yang mungkin sempat
dicatat
Dalam baris-baris
gelombang atau paragraf matahari
Tentang kita yang lupa
asin garam sendiri
Atau seberapa jauh
sampan berlayar lagi
Ini bukan musim kali pertama
Ayat-ayat mengitari
gerimis doa-doa
Pulang membawa kabar
ingatan
Yang bertapa di
kedalaman lautan
Wahai lelaki pencari
ikan
Kini saatnya kau
arungi laut tanpa tepian
Lebih dalam dan lebih
lebar dari perkiraan
Dalam dirimu yang
kesekian
Dan dalam hulu bulan,
kembali kita duduk terkenang
Sugik Muhammad Sahar
lahir di Pamekasan. Selain menulis puisi ia mengajar di pondok pesantren serta
aktif di Sivitas Kotheka. Buku anto
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313