Tadi sekitar pk.4 sore tgl. 4
Desembe 2021 gunung Semeru meletus.
GUNUNG SEMERU
aku kira kabut pekat
Semeru menggenangi matamu
debu-debu kecil dan
runcing berserakan di sawah jiwaku
senja terasa mengubah
wajahku
sebab magma adalah
rindu disimpan waktu
angin tak bisa
diprediksi dan tak mau tahu
saat aku berguru pada
letusan waktu
yang tak pernah
berontak di dalam hatiku
kedalaman lautmu tak
bisa dipungkiri begitu saja
manusia harusnya
membaca
dari arah mana gempa
tak disangka-sangka
sebab akibat adalah
pemicunya
rupanya ingatan kita
telah dikutuk sajak cinta
yang lama telah
dilupakan para dewa
hingga tsunami
bercerita dalam bahasaku yang penuh tanya
Batu, 4122021
DI SINI
di sini, pertarungan
agama-agama mengundang pedang
merupakan
bayang-bayang yang kau tebang
di sini, tujuan hidup
kau tutup dengan dalil-dalil panjang mengambang
sebelum mengenal
tembang surga yang kau jelang
di sini, pengembara
bahasa sibuta meraba-raba
mencari kemenangan
rasa yang tak kunjung tiba
di sini, kekalahan dan
luka
menjadi puisi pusat
upacara muara sukma
hitam putih menjadi
kebutaan sehari-hari
sebagai tradisi
melupakan hati sendiri
wahai... terang
mentari mayang
sirnakan kebutaan,
sirnakan kegelapan, dari langit hati yang paling gamang
Batu, 29122017
SAJAK SAJAKKU
lantaran sajak-sajakku
seperti sayap kupu-kupu
mengitari harum putik
bungamu
aku bayangkan embun
melukis tekstur daun-daun itu
tiba-tiba saja angin
bersiul menguntit gerak langkahku yang biru
mengulum selapis bibir
di batinku
Batu, 532022
DI JALAN PELABUHAN
KETAPANG
Pribumi pilu
Perusahaan dipegang
asing
Anak-anak logam
tenggelam
Di dasar lautan tempat
makan
Para dewa didaulatkan
setan
Masyarakat selalu
dikalahkan politik dan hukum
Masa depan dipamerkan
di tepi jalan
Perempuan-perempuan
jalang
Membisikkan harapan
panjang
Bir dan karaoke
Menjanjikan surga
Udara dingin lautan
Melintas di antara
hujan kepedihan
Kemapanan dan parfum perempuan
asing
Sibuk menghitung tali
pinggang
Hidup yang paling
aktual dan mencekam adalah soal moral dan agama
Yang diberi makan
dusta
Doktrin-doktrin
membatu
Dogma dan agama
berwajah kaku
Hingga kepastian
tekhnologi dijadikan robot dalam pikirannya
Sebelum mengetahui hak
hidupnya yang diternakkan jiwanya
Bali, 2622020
RINDU 1
Di dalam kidung
sunyi
Ada sebuah hati
menanti
Pada bait pagi
Kutemukan rindu tanpa
tedeng aling aling lagi
2
Oh... Rindu jangan
lari
Sebab bunting iri
dengki tiada lagi
3
Lihatlah di depan itu
Cinta sejati menanti
di dalam akar rindumu
Batu, 2522022
Eko Windarto
Lahir 23.4.1962 di
Malang.
Tinggal di jln. Melati
25. RT. 33. RW. 08. Sekarputih. Pendem. Kec. Junrejo. Kota Batu. Jawa Timur.
Mulai menulis puisi
1980 an.
Masuk buku SEJARAH
KRONIK SASTRA INDONESIA DI Malang yang di tulis prof. Suripan Sadi Hutomo.
1994. Masuk pusat dokumentasi SASTRA MALANG bersama almarhum WAHYU PRASETYO.
Kumpulan puisinya: PERJALANAN 1989. KEMBANG KEMBAR bersama Surasono Rashar
penyair sufi dari Lumajang, NYIUR MELAMBAI 2019. Juara 1 cipta puisi di
Singapura 2017, serta sering mendapatkan juara 1 dibeberapa grup SASTRA
Indonesia. Dan beberapa kumpulan puisi bersama: TANKA INDONESIA, 1000 HAIKU,
HAIKU MELAWAN KORUPSI, PMK, TEMBANG AKSARA Antologi Sahabat DUNIA AKSARA, 1000
PUISI, dan lain-lain. Dan tahun 2021 mendapatkan ANUGERAH SASTRA NAGARI dari
LUMBUNG SASTRAWAN INDONESIA. WA. 085964247913
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313