GADIS PUTIH ABU-ABU
Oleh: Jak Wahib
Atas putih bawah abu-abu
Menghabiskan buku dan waktu
Tiga tahun lamanya
Menatap tajam masa depan
Berperang melawan keterbatasan
Kau menyulam mimpi indah
Pada secarik kertas putih
Di langit tinggi bertabur bintang
Di atas roda kehidupan
Yang berputar kencang
Gadis, atas putih bawah abu-abu
Mengikuti ke mana air mengalir
Dan angin pucuk-pucuk daun semilir
Mengusik batin berdesir pasir
Keluh kesahmu ....
Kaupikul beban di rapuh pundakmu
Warisan kedua orang tua
Yang tak lagi mampu
Suapi kamu gizi dan gengsi
Gadis putih abu-abu
Ikrarmu akan mengukir prasasti
Dengan selaksa mahakarya
Meski senyummu telah dicuri nestapa
Ah, katamu tak lagi impikan strata
S1, S2 tak ampuh jadi senjata
Jika hanya diam melipat tangan
Sepi prestasi dan kebanggaan
Ijazah tak ubahnya kertas di tong sampah
Hanya hiasan angka dan kata
Jika takut dipanggang matahari
Tak tinggi akal budi pekerti
Ponorogo, 24 Februari 2019
--------------------------------------------------
SEPETAK SAWAH WARISAN
Oleh: Jak Wahib
Sawah warisan orang tuaku
Disewa tauke ditanam tebu
Semenjak harga-harga pahit mencekik
Pemuda desa tak lagi bersenjata sabit
Aku termangu
Sawahku merana
Tinggal sepetak
Kini, hanya belukar dan bebatuan berserakan
Tuan berdasi mau melebarkan jalan
Mereka bilang arus roda zaman
Tanah yang dulu gemah ripah
Kini, basah air mata darah
Semenjak aku terpenjara nasib
Musim tak lagi menawarkan kesejahteraan
Sawah yang biasa kucangkul
Tak terdengar lagi burung bersiul
Hanya gagak sesekali melintas
Kabarkan nestapa saudaraku di rantau
Ponorogo, 2 Maret 2018
Jak Wahib, orang kampung. Tinggal di Ponorogo-Jawa Timur-Indonesia. Berpuisi untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran.
Email: jakwahib@gmail.com
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024