Lorong tak Berujung
rahasia yang berkumpar di bayangmu membuatku piatu
hidup begitu asing seperti pemancing
tak berumpan dan berkail
di kapal, aku hanya menghapal depa laut
yang tak kunjung susut aku layari
ah, masihkah kau sembunyi di balik ufuk
sambil mencecap remah roti, menuang anggur ke cawan
malam, dan membunyikan lonceng
tanda kebaktian
di buih yang memutih, dan selalu ada, aku menangkap
maut – seperti kepastian ombak yang tak lelah gerak
mencari jejak, berburu tenang
yang terbuai di tepian…
tapi sungguh
bukan itu yang aku kenang; bayangmu seperti liliput
yang bertabir kabut
dan aku tercuri dari waktu
dan rahasiamu masih saja mengasingkanku
di haluan, di buritan, aku hanya menangkap permukaan
ah, sungguhkah aku hanya memburu bayangmu
di balik gelombang – yang bisa menawanku dalam ragu
karena geraknya tak tentu
kelak, aku pun tetap bisu, pulang dengan kehampaan
sambil bersandar di pelabuhan
dan semakin terasa asing di goa
pencarianku
tapi sungguh, aku bukan musa yang terbakar di tursina
aku hanya pelaut yang berburu bayangmu
dan berharap, rahasiamu tercetak di pasir-pasir pantaiku
bak perempuan bertubuh perak
Surabaya, 2008
Data buku kumpulan puisi
Judul : Munajat Buaya Darat
Penulis : Mashuri
Cetakan : I, 2013
Penerbit : Gress Publising, Yogyakarta.
Tebal : x + 118 halaman (63 puisi)
ISBN : 978-602-96826-8-7
Penata letak/Desain cover : Alek Subairi
Sumber gambar cover : National Geographic
Epilog : Prof. Dr. Faruk, S.U (Lulur Kyai di Tubuh Berdaki)
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024