Sketsa
Karya Yin Ude
(1)
Kertas-kertas puisi melayari udara kemarau
Jatuh di kaki anak-anak yang bermain di padang kering
Tak satu bait dibaca
Sebelum kertas-kertas itu dilipat
Terbang dalam terik, riuh gemuruh sebagai pesawat zaman
(2)
Buku-buku puisi terkurung dalam tas guru bahasa
Ragu dibuka halamannya agar siswa riang berlompatan di sana
Busa-busa tepi mulut memercik lekati tiap kepala
Aroma basi pelajaran sastra
Menyeruak di udara kelas yang hampa
(3)
Buku-buku puisi dijejer nasib bertahun-tahun di rak-rak panjang
Perpustakaan, gudang-gudang
Menua, gemetar
Tak kuasa menyeka sepi di otak zaman
Dirinya sendiri
Bergumul dengan kotoran kecoak, dengan tebal tumpukan debu
Dan sunyi
(4)
Tiba dunia baru, ada yang melayari udara pancaroba
Deras angin membawanya terdampar ke tumpukan sampah
Busuknya merembesi pori-pori kata
Zaman pun memulung sampah
(5)
Aku menulis, dan meringis
Ini sketsa sungguh mengiris
Sumbawa Timur, 17 April 2022
Bionarasi penulis:
Yin Ude, asal Sumbawa Timur, NTB. Menulis sejak tahun 1997. Tulisannya termuat di media cetak dan media online dalam dan luar Sumbawa. Memenangkan beberapa lomba, antara lain Juara 2 Lomba Cipta Puisi Bulan Bahasa Himapbi Universitas Asy’ariah Mandar (2021) dan Anugerah Cerpen Terbaik Negeri Kertas (April 2022). Karya tunggalnya yang telah terbit adalah Buku Sepilihan Puisi dan Cerita “Sajak Merah Putih” dan Novel “Benteng”. Puisinya dapat dibaca pula dalam antologi bersama yakni Antologi Puisi “Seribu Tahun Lagi”, Antologi Puisi “Genta Fajar”, Antologi Puisi Plengkung: Yogyakarta dalam Sajak, Antologi “Hujan Baru Saja Reda”, Antologi “Jejak Puisi Digital”, Antologi Puisi “Para Penyintas Makna”, Antologi Puisi “Pertemuan di Simpang Zaman”, dan Antologi Puisi “Jejak Waktu”. Beberapa buku lainnya dalam proses terbit.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024