DIAMNYA SANG PENDOSA
Karya : Wiwin S.A
Manusia pendosa saling mencintai dalam doa
Merapal wirid membasuh dosa membelah luka.
menancap gemerlap cahaya, tertulis sajak cinta.
tergambar tentang sunyi yang tak lagi sepi
Pada setitik kenang terselip senyum bahagia
Tuhan telah anugerahkan jumpa
Ada cumbu yang tak akan layu
Meski terlilit rindu dalam kungkungan waktu
Jalan takdir telah mengurai kisah
Pada kelok asmara mereka kata pendosa
Tak ada jeda untuk meminta Kasih-Nya
Diamnya berlumur butiran mantra
Tergurat tanya saat fajar menyingsing
Bagaimana waktu tanpa matahari dan bumi?
Sebagai ciptaan, matahari dan bumi akan mati.
Ketulusan hati terlahir kembali
Rindu tak lagi memiliki waktu tunggu
Bara Alengka membakar tubuh Rahwana
dalam sekarat dan kecewa bibirnya berucap pada Sang Penguasa Jagad
Seperti pintanya, menyatukan cinta mereka dalam suargaloka
Kediri, 8 Desember 2020
JERIT HATI
Karya : Wiwin S.A
Semalam kubisikkan pada angin dan rembulan
agar ia segera pulang
Dan matahari tampakkan sinar,detak jam terasa begitu pelan berputar
Cepatlah keluar dari peraduan.
Hatiku terasa dungu menunggu tanpa tau waktu berlalu
Kupanggul perih mewirid cinta dalam ayat
Jerit hati menguar kisah pada bait langit
Lakon belum usai dimainkan
Sebuah mimpi untuk menapak jejak Tuhan.
Tentang rintih yang telah lama kita rahasiakan pada semesta.
Sudut Anggrek, 2 Januari 2021
MERAPAL DOA UNTUK RAHWANA
Karya : Wiwin S.A
Wanita itu bukanlah tajuk mahkota pun tali jiwa,
Wanita Alengka yang bangga karena memiliki ragamu
dan aku, wanita pingitan yang kau simpan di taman Argasoka
Rahwana, pejuang cinta yang mampu memayungi hati wanita
dengan peluh, caci maki dan rasa hina
Aku yang telah kau jaga kurapalkan doa atas namamu
Untuk sebuah keteguhan rasa yang tertanam dalam kalbu,
Kita tak mampu menjamah rindu
Kemenangan perang telah mengukir takdirku bersama Rama.
Semesta, apa yang ingin kau kata?
Tentang rindu pun cinta terlarang.
Sedangkan dalam dada,
kau izinkan ia menjamah ceruk menabur bunga
Rahwana, harimu bergulat dengan nestapa
Ada yang tetap setia
Merapal doa hingga suargaloka menjemput kita
Tak ada yang mampu menandingi kesetian ‘diam’
Hingga tutup usia.
Sudut Anggrek, 4 Januari 2021
BARA ALENGKA
Karya : Wiwin S.A
Anak panah terhunus busur pun patah
Langit kabarkan kemenangan
Dua hati segera dipersatukan untuk sebuah kemuliaan.
Kuboyong cinta Sinta ke Ayodya
Rama, kuterima dengan senyum
Kemenangan milikmu
Ikatkan jiwa pada tali sakral
Kan kupintal pengapdian ritual
Mana mungkin kubiarkan cinta sejati pergi
Aku yang mencitai dengan ketulusan hati
Sedang sang pemenang meminang untuk sebuah kemuliaan
Ini adalah lukisan hidup yang dianugerahkan Tuhan
Bahwa Rama Sinta akan segera dipersatukan
Tidaaaak!
Kemenagan sayembara boleh menjadi milik, Rama
Tapi cinta sejati hanya ada di hati, Rahwana.
Kupanggul cinta ke Argasoka.
Kuikuti pintamu kembali pada tali jiwa
Bara Alengka membakar tubuhku.
Dalam sekarat pun kurapal namamu.
Dewa tak ingkar suargaloka terbuka untuk sebuah kesetiaan.
Sudut Anggrek, 6 January 2021
Wiwin SA, lahir di Kediri Jatim. Kecintaannya terhadap dunia sastra mulai tumbuh ketika ia masih duduk di bangku SMP. Menempuh Pendidikan terakhir S1 Kependidikan Dasar IKIP Negeri Malang lulus sebagai wisudawati terbaik FIP dengan predikat cume loude. Serasa rindu menuai temu, ketika menjadi mahasiswa, ia aktif dalam kegiatan Himpunan Mahasiswa Penulis. Tulisan puisi dan cerpen seringkali dimuat di tabloid kampus. Pernah mendampingi pendidikan anak-anak jalanan ( Anjal) bergabung dengan LSM LPKP Jatim. Pengalaman mendampingi Anjal telah membuahkan beberapa karya puisi yang di terbitkan tabloid kampus serta terangkai dalam novel perdananya tahun 2009. Kecintaan akan dunia sastra tetap tumbuh, disela-sela kesibukannya sehari-hari sebagai pendidik bocah- bocah kecil berseragam merah putih, mengisi waktu jeda untuk berkarya. Beberapa puisi dan cerpen karyanya pernah dimuat di Majalah Media Pendidikan Jatim. Pernah mendapat penghargaan sebagai penulis fiksi terbaik versi Media Jatim.
Karya tunggal Wiwin SA
Novel ‘Senandung Peri Bersayap’ JP. Books Surabaya, tahun 2009
Buku Puisi Tunggal ‘Desir Setangkai Jiwa’ FAM Indonesia, 2015
Novel ‘ Anggrek Jingga di Persimpangan’ FAM Indonesia, April 2016
Novel ‘Ludruk dalam Selempang Lakon’ Sembilan Mutiara, April 2017
Novel ‘ Garuda Bumi Panji’ Sembilan Mutiara, February 2019
Buku Puisi Tunggal ‘Lembar Munajad’ GMB Indonesia 2020
Novel ‘Lafadz Candu Perindu’ IMP 2022
Karya Bersama:
Puisi ‘Senyum Pertiwi’ terangkai dalam puisi’Pada Batas Tualang’ FAM Indonesia 2015
Puisi ‘Malaikat Jiwa’ dalam kumpulan puisi’Penitis Jiwa’, Desember 2016
Cerpen ‘Sakramen Hati’Selendang Mayang (Short stories from around the world) kumpulan cerpen penulis wanita ASEAN, Juli 2017
Puisi ‘Bunda dalam Kelam’ terangkai dalam antologi sketsa wajah ibu (Canvas of Unconditional Love), penulis wanita ASEAN, 2017
Puisi ‘Penebus Moksa’ Antologi puisi 1000 guru ASEAN Menulis puisi, rekor MURI bersama rumah seni Asnur, 2018.
Puisi’Memintal Doa Pada Seutas Benang Emas’ terhimpun dalam antologi Sajak Cinta Untuk PANEROKA, November 2019.
Puisi ‘Gerhana’ terpilih sebagai 100 puisi terbaik ASEAN 3 IAIN Purwakerto, February 2020.
Serta beberapa karya puisi dan cerpen dalam kegiatan antologi lainnya.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024