PUISI: KATA-KATA PERPISAHAN | Yin Ude
-dari siswa pada gurunya-
Bukan lagi riuh kelas
Kami yang berebutan mengambil hati engkau bapak ibu guru
Dengan jawaban paling cepat, paling benar
Bukan lagi gemuruh dada
Kami yang terombang-ambing melayari puluhan soal
Dari ulangan demi ulangan
Bukan lagi desir darah
Menunggu pengumuman-pengumuman
Kenaikan kelas hingga kelulusan
Bukan
Bukan lagi
Ini hari riuh hati kami
Menghela tahun-tahun indah, tahun-tahun bersama
Yang masih kukuh memeluk
Sedang hari depan di gerbang
Menunggu waktu memisahkan
Kami, dengan teman-teman kesayangan kami
Dengan engkau guru-guru tercinta
Dengan mesra udara sekolah yang terlanjur hidupkan bunga-bunga di jiwa
Ini hari gemuruh
Oleh keraguan pada simpangan-simpangan
Yang asing
Di sana angin pancaroba
Mulai menderas
Mulai bergulung
Kami tegak dalam keputusan-keputusan yang asing
Ini hari desir dada ibu bapak
Menatap kami anak-anaknya
Yang segera diimpikan menjelma elang
Terbang tinggi ke awan
Akankan sampai
Tak jatuh
Kelepaknya memercikkan lumpur-lumpur kubangan
Aih
Ini hari
Tiba-tiba kami ingin kembali duduk di kursi kelas
Menyimak engkau bapak ibu guru
Yang bawa samudera di depan papan
Di sana
Kami didudukkan di atas perahu
Untuk membaca ombak, menulis langit, menggambar burung-burung dan segala rupa angin
Ternyata itu semua
Untuk hari ini
Saat kami ditinggal di pelabuhan sepi
Sendiri
Sendiri
Ini hari
Duh
Kami rindu belaian
Bahkan kemarahan
Dari engkau bapak ibu guru
Sumbawa Timur, April 2022
Yin Ude, Asal Sumbawa NTB. Puisi, cerpen dan artikelnya termuat di media lokal dan luar Sumbawa. Memenangkan beberapa lomba menulis. Buku tunggalnya Sepilihan Sajak dan Cerita “Sajak Merah Putih” (2021) dan Novel “Benteng” (2021). Puisinya termuat pula dalam antologi bersama. Terbaru adalah Antologi Puisi “Dunia: Suara Penyair Mencatat Ingatan” (2022).
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024