PUISI: LANGIT PAGI USAI HUJAN
Karya Yin Ude
Langit pagi usai hujan
Mataharinya terang di muka-muka riang
Yang senyumnya kelopak bunga musim baru
Getar udaranya
Dilintasi derap kaki-kaki kecil menuju sekolah yang dirindu
Riuhnya pun kurasa dalam kamarmu, teman guruku
Tempat gemuruh melayarkan kau pada musik pagi pula
Yang iringi gegas isteri setrika khaki
Menyemir sepatumu mengkilap sekali
“Aku ingin paling cepat sampai gerbang, Bu,” ucapmu. “Salami wangi awal hari setelah malam yang genangi mimpi.”
Di udara lapang muka-muka riang dan gemuruh musik itu beradulah
Langit pun terus pecah sinar
Bahkan mega-mega turun untuk dijejaki semangat
Kembali mengawang, kembali melayang, kembalilah terbang
Seperti dalam kelas, ruang sekujur biru
Kau pandang deretan meja kursi yang debunya belum sepenuhnya luruh
Dan lukisan hidup berpasang-pasang telaga yang lama kering
Memercikkan dahaga
Menunggu riak dari hulu cintamu yang lama terbendung
Segeralah papan tulis menjadi bentang lautan
Muara luapan jernih, penanda mengalirnya pancaroba
Oh, langit yang pagi
Yang usai hujan
Bertaburan matahari
Hingga suatu ketika kau dapati rekah kelopak-kelopak bunga menjelma hamparan spanduk
“Pimpin Pemulihan Bergerak untuk Merdeka Belajar”
Begitu tertulis
Dan kau ingat hari itu hari pendidikan nasional
Dan kau pun ingin hari itu, hari-hari kemudian abadi selalu
Tanpa hempasan badai pandemi
Segala petaka
Penghalang langkah maju pendidikan anak-anak negeri
Sumbawa Timur, April 2022
Yin Ude, Asal Sumbawa NTB. Puisi, cerpen dan artikelnya termuat di media lokal dan luar Sumbawa. Memenangkan beberapa lomba menulis. Buku tunggalnya Sepilihan Sajak dan Cerita “Sajak Merah Putih” (2021) dan Novel “Benteng” (2021). Puisinya termuat pula dalam antologi bersama. Terbaru adalah Antologi Puisi “Dunia: Suara Penyair Mencatat Ingatan” (2022).
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024