Puisi Dewi Themis dan Perempuan Lapar
| Chris Triwarseno
Setiap tutur Themis, serupa mantra-mantra
Membaca kebijaksanaan dan kejujuran
Dalam selubung kobar api ketidakadilan
Yang ditelan dupa kekuasaan
Dan kepulan asap keberpihakan
Membumbung pekat sebuah ironi
Menuju pusara sunyi, kematian nurani
Themis, Dewi Justitia dengan penutup mata
Menyusun mosaik keadilan, dalam buta
Di tangannya neraca menimbang, salah benar
Keseimbangan, dalam takar terukur
Dua mata pisau, pedang yang menghujam
Sumber kekuatan sepadan, tanpa membunuh
Kau mematung dalam metafor hukum
Perempuan paruh baya menyerunya
"Kenapa kau diam, dengan semua simbolmu?"
Saat lapar meyesakkan lambung
Kucuri kayu milik penguasa, menunda kematianku
Justru aku digiring, mendekam gigil
Bisu dalam ringkuk, terhunus jeruji
Serupa pedangmu
Ungaran, Juni 2022
Chris Triwarseno, S.T. , lahir di Karanganyar, 14 Februari . Alumi Teknik Geodesi UGM. Seorang karyawan swasta yang tinggal di Ungaran, Semarang. Penulis buku puisi Bait-bait Pujangga Sepi, aktif di beberapa komunitas literasi, beberapa karyanya diterbitkan oleh beberapa media seperti : Suara Merdeka, nongkrong.co (puisi pilihan redaksi - Bulan April 2022), nadariau.com, riausastra.com, negerikertas.com, Arahbatin.com dan lpmpjateng.go.id. Karyanya tergabung dalam antologi puisi Suara Alam. Pemenang Lomba Puisi Cinta di kanal youtube Yuditeha - kategori 10 puisi peringkat kedua. Menulis resensi "Tetirah Puisi Bertitimangsa hingga Pandemi" diterbitkan oleh nongkrong.co
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024