Eddy Pranata PNP
LORONG KEADILAN
kembali menyusuri lorong ini, setelah bertahun-tahun
berlayar di laut lepas
sungguh benar-benar sunyi
tak ada lagi gemuruh dan debur
tak ada lagi kelepak camar
tak ada lagi silau mercusuar
tak ada lagi amuk rindu dan cinta membara
dan aku sungguh damai
hati bening jiwa kaca
: "mencari makna hidup sesungguhnya
ada pada puncak sunyi
di ujung lorong ini, setelah melewati
undakan cahaya terakhir
segalanya kosong, hanya hening yang panjang
hanya sehembus angin
hanya seberkas paling debu!"
kembali menyusuri lorong ini, setelah bertahun-tahun
menembus kota-kota, jalanan-jalanan berdebu
aku juga ingin melupakan riuh kota
juga manusia-manusia yang culas
manusia-manusia yang licik
manusia-manusia yang merasa paling hebat
manusia-manusia yang menggunting dalam lipatan
manusia-manusia yang menohok kawan seiring
manusia-manusia bertopeng
manusia-manusia panjang lidah
manusia-manusia monyet
manusia-manusia gurita
manusia-manusia musang
manusia-manusia tikus
manusia-manusia babi!
o, weisku, tubuhku gemetar, peluh dingin mengalir
di leher dan punggung tetapi aku harus terus menyusuri
lorong ini untuk sebuah keikhlasan; juga keadilan
dengan terus berzikir
: "lahaula walaquwata ilabillah... allahuakbar!"
Jaspinka, 8 Juni 2022
-----------------------------------------------------------------------------------------------BIODATA:
Eddy Pranata PNP, adalah founder of Jaspinka— Jaringan Sastra Pinggir Kali, Cirebah, Banyumas Barat, Indonesia. Lahir 31 Agustus 1963 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Tahun 1994 mengikuti pertemuan penyair se Indonesia di Padang. Tahun 1996 mengikuti Mimbar Penyair Abad 21 di Jakarta. Tahun 1997 mengikut pertemuan Sastrawan Nusantara di Kayutanam, Indonesia. Tahun 1998 mengikuti pertemuan penyair se-Sumatera di Bengkulu. Tahun 1999 mengikuti pertemuan Sastrawan Nusantara di Johor Bahru, Malaysia. Tahun 2017 mengikuti Krakatau Award di Bandarlampung. Tahun 2017, mengikuti Musyawarah Nasoional Sastrawan Indonesia di Jakarta.
Juara 3 Lomba Cipta Puisi FB Hari Puisi Indonesia 2020, meraih anugerah Puisi Umum Terbaik Lomba Cipta Puisi tahun 2019 yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI bekerja sama dengan Yayasan Hari Puisi Indonesia. Juara 1 Lomba Cipta Puisi Sabana Pustaka tahun 2016, Nomine Penghargaan Sastra Litera tahun 2017, 2018, 2019, 2021. Nomine Krakatau Award 2017 dan 2019.
Buku kumpulan puisi tunggalnya: Improvisasi Sunyi (1997), Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012), Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015), Ombak Menjilat Runcing Karang (2016), Abadi dalam Puisi (2017), Jejak Matahari Ombak Cahaya (2019), Tembilang (2021).
Puisinya dipublikasikan di Horison, Jejak, Indo Pos, Suara Merdeka, Media Indonesia, Padang Ekspres, Riau Pos, Kedaulatan Rakyat, Batam Pos, Sumut Pos, Fajar Sumatera, Lombok Pos, Harian Rakyat Sumbar, Radar Surbaya, Riau Realia, Flores Sastra, Singgalang, Haluan, Satelit Pos, Banjarmasin Pos, Suara NTB, Radar Banyuwangi, Solopos, Koran Madura, Tanjngpinangpos, dan lain-lain. Puisinya juga terhimpun ke dalam puluhan antologi puisi bersama.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024