KARYA
Puisi GELORA YANG TERPENDAM
| Nana Wahyu
Tepat sepuluh November lalu
Di bawah langit sore Surabaya
Ku pijak bumi pahlawan
Berteman dengan rintik hujan
Maksud hati ingin berziarah
Mengenang dan memanjatkan doa
Untuk para kusuma bangsa
Panglima kemerdekaan negeri tercinta
Maksud bagai maksud manau
Guyuran tangis sang langit
Seakan tahu buncahan hati
Sedarun menunda rencana yang kian rapi
Di balik kaca jendela
Netraku memandang aksa tugu pahlawan
Diam membisu teringat kenangan
Tangis darah perjuangan kemerdekaan
Pahlawanku...
Terima kasih atas segala perjuanganmu
Sungguh, rasa ini menggelora dalam kalbu
Bangga jiwa teladan, patriot, nasionalismu
Tulungagung, Juni 2022
B. BIONARASI
Nana Wahyu. Gadis kelahiran 2001 yang tinggal di salah satu kota kecil ujung selatan pulau Jawa, yaitu Tulungagung, Jawa Timur. Saat ini dia mengenyam pendidikannya sebagai mahasiswi di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Program Studi Tadris Bahasa Indonesia. Hobi membaca ia tekuni sejak belia, hingga menarik perhatiannya pada bidang kepenulisan. Baginya, menulis cara untuk mencurahkan segala gejolak yang ada di hati dan pikirannya dan dituangkan dalam bentuk goresan. Motto hidupnya terinspirasi pada istilah berbahasa Arab “Man jadda wajada” yang bermakna siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Pembaca bisa mengenal lebih dekat dengan penulis lewat akun sosial media instagramnya naawahyu_ . Salam kenal dan salam literasi.
C. GAMBAR ILUSTRASI
(Gambar diunduh dari Google: https://icomcos.fst.conference.unair.ac.id/icomcos2020/
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024