RAIH KEHIDUPAN
Agnes Adhani
Hidup harus berubah
Setiap saat harus berbenah
Agar tidak hanyut dan bubrah
Tak bisa biarlah dan menyerah
Menjadi perempuan memang tidak mudah
Dalam diam apalagi berulah
Ah.
Perempuan diperlakukan tidak adil
Karena tidak pernah memanggul bedil
Dianggap tidak memberi andil
Dipandang kecil
Seperti upil atau kutil
Walau hanya gempil
Dianggap nyempil
Diperlakukan kasar dianggap kodrat
Teriak dianggap khianat
Di luar rumah dihujat
Di rumah dilumat
Dunia seakan kiamat
Bila tak kuat
skakmat
Hidup harus semakin bermutu
Tidak dengan rutuk dan gerutu
Berusaha mencari sekutu
Untuk tetap melaju
Arah tertuju
Hanya satu
Maju.
Hidup harus beradaptasi cara anyar
Mengedukasi sesama agar belajar
Berpikir dengan pintar
Berperilaku terpelajar
Ada yang dikejar
Terang pijar
Menyongsong fajar.
Hidup harus berlanjut terus
Tak bisa semangat tergerus
Oleh aneka arus
Jadikan hidup tak terurus
Jalani hidup dengan serius
Memohon tanpa putus
Lurus religius.
Hidup harus mengarah kiblat
Mengusahakan selalu sehat
Menjalankannya penuh semangat
Berdoa dengan penuh khidmat
Bersaudara penuh hormat
Tak khianat
Hebat.
Berikhtiar tiada lelah
Langkah demi langkah
Tak mengenal kata kalah
Otot, otak, hati diolah
Agar kuat tak goyah
Hadapi dunia yang selalu berubah
Berserah hanya kepada Allah.
Namaku Agnes Adhani, menikmati dunia sudah 50 tahun lebih. Profesi utamaku sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak, Brigitta Davina Prabawati dan Christopher Davito Prabandewa. Selain itu sejak 1990 menjadi dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya kampus Kota Madiun. Kegiatan sosial yang kutekuni adalah menjadi relawan di Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak dan menjadi pegiat literasi. Menulis puisi, cerpen, cernak, dan novel adalah passion, terutama selama masa pandemi.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024