KALI LAIN
pangkal lengahnya kehilangan
pada simbol api pada lilin-lilin
mengambil rasa rindu dari residu
rasa sakit
membuat sepucuk kesadaran telah
berganti kulit
dengan sabar, berjinjit dintara duri
sambil menelusuri aroma ujung hati
terkubur begitu saja saat tak lagi
diingini
menerima rasa pahit, menghampiri
sejak daun-daun berguguran
kau tak lagi berkenan membalas pesan
dan akupun tak lagi mengirimkan kembali
untuk sekedar menanyakan, apa yang terjadi
seketika berhenti, hidup dalam jalur sendiri
sambil menahan rasa penasaran
untuk ketulusan yang telah terlupakan
akan batasan untuk menanyakan rindu
sebuah ingatan, tak lagi perduli tentangku.
RUMAH KENANGAN
demikian, gubuk hunian sederhana
memintal jari-jari ruas bambu
beratap silang daun rumbia
tempat tinggal desir paru-paru
penawar sakit ruang tunggu
berpagar barisan angin berparas embun
pintu pekarangan menyambut hujan turun
sebaris bunga mawar menghantar sambutan
mengusir kepenatan, panjangnya perjalanan
sementara, di kursi beranda ia menunggu
sembari menyiapkan hati, mendengar keluhmu
setia menyimak tangis, tawa, dan kecewa
dari anak rantau yang kembali padanya
berpesan nasehat dan semangkuk harapan
bagi kerasnya hidup bernama impian.
RINAI MATA IBU
di doamu,
ada keinginan yang harus terbelah
antara panggilan, jarak dan pemisah
untuk tetap mengerahkan penjagaan
oleh dimensi yang enggan terkalahkan
ialah yang rajin meramu menu sesaji
saat seorang anak datang untuk kembali
sembari memintal ragam benang-benang
menjadi sapu tangan dan kunang-kunang
untuk menyeka gerimis berderai di wajahmu
dan penerang jalan kembali ke rantauanmu
membekali senyuman tabah dan rela
dengan ruas dada yang sanggup menerima
sembari mengabaikan duri-duri kerinduan
untuk pertemuan yang tak mungkin kerap
kau wujudkan.
KINANTHI ANGGRAINI
Lahir di Magetan, Januari 1989. Karya-karyanya pernah dimuat di 77 media massa, antara lain Horison, Media Indonesia, Wilayahku (Malaysia), New Sabah 360 (Malaysia), Indopos, Republika, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Basis, Sinar Harapan, Riau Pos, Banjarmasin Post, Lampung Pos, Solopos, Suara Karya, Bali Post, Tanjungpinang Pos, Minggu Pagi, Sumut Pos, Bangka Pos, Malang Pos, Sagang, Joglosemar, Radar Bojonegoro, Radar Banyuwangi, Radar Surabaya, Radar Bekasi, Radar Cirebon, Radar Madiun, Fajar Makasar, Harian Rakyat Sultra, Kabar Madura, Radar Banjarmasin, Persada Sastra, Rakyat Sumbar, Swara Nasional, Bangka Belitung Pos, Ogan Ilir Ekspres, Haluan, Koran Madura, Medan Bisnis, Mata Banua, Metro Riau, Tribun Bali, Pos Bali, Ekspresi, Bong-Ang, Majalah Mimbar Pembangunan Agama, Puailiggoubat, Cakrawala, Suara NTB, Duta Selaparang, Jurnal Masterpoem Indonesia, Jurnal Puitika, Jurnal Kopi, Fajar Sumatera, Buletin Pawon, Buletin Hayati, Buletin Provokatif, Buletin Mantra, Buletin Kanal, Buletin Jejak, LPM Kentingan, Rimanews, Janang.id, Inilah online.co, Viva.co, Aktualita.co, Liputan6.co, Majalah Potret (Aceh), Majalah Oasis, Majalah Puraka Sastra, Harian Pagi Satelit Pos , Warta Priangan, Cakradunia, Puisi Pedia, CeritaNet, Rusa Spemutu, Apajake Magazine, dan Majalah Elipsis.
Karya-karyanya dapat dijumpai di situs amazon.com, google play, dan google books. Dan juga terindeks di Google Scholar.
Prestasi lain yang diraihnya yaitu menjadi Juara 1 Puisi Terbaik pilihan Gerbang Sastra, Bali (2014). Buku puisi tunggalnya yang telah terbit berjudul Mata Elang Biru (Pustaka Puitika, 2014) dan Buku duet yang berjudul Pelajaran Kincir Angin (Buku Katta, 2017) menjadi referensi di Leiden University Library (Leiden, Belanda).
Puisinya juga termaktub dalam belasan buku antologi bersama. Alumnus Pascasarjana Pendidikan Sains UNS ini pernah menjadi model Hijab Moshaict tahun 2011 dan meraih Juara II pada Lomba Tutorial Hijab yang diadakan oleh Koran Bogor 2015.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313