Puisi Daniaji |
Lirih Syairku
Aksara kini di perbudak rindu, memacu bait syair merangkak masuk menuju hati tanpa melukai pori-pori, ingatan semakin tajam ketika menuai sedih dengan serakah, mungkin cinta untukku mulai redup tertiup angin yang datang dari masa lalu.
Jemariku enggan berhenti menodai kertas yang suci, meliuk-liukkan pena demi terciptanya ego dalam aksara, entah dimanakah dirimu meletakkan kerinduan tentangku, seolah di biarkan asing dan tak terjamah oleh hati dan pikiranmu.
Aku semakin menjadi benalu kata-kata, isyaratkan pedih yang tak sanggup di cerna, kisah yang sedari dulu aku agungkan, seolah menjadi petaka yang enggan binasa, lalu apakah aku berdosa jika membiarkan diriku terluka karena mencintaimu? Entah.
Syair-syair bodoh ini sebentar lagi usai ku tulis, namun mengapa kesedihan masih saja tanpa henti terus mengiris, membuat Do’a berserakan di langit-langit harapan, tanpa sadar mampu membuat para malaikat menangis.
Lalu, ambigu cinta bersarang tanpa memaknai aksara paling bahagia di ujung lirih syairku, menunggu penghakiman dalam romansa cinta yang semakin tabu.
Biografi singkat saya.
Musisi serta penulis puisi dengan nama lengkap Daniaji, lahir 26 Mei 1989 di Jakarta. Sejak remaja sudah menggemari dunia sastra dan memulai memberanikan diri untuk turut serta meramaikan dunia seni dalam bentuk puisi pada tahun 2017, sudah menciptakan beberapa lagu dan memerankan satu buah film pendek.
No kontak;089627574070
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313