KALIGRAFI DI UJUNG TIMUR
Fridolynus Sada
Jiwaku berbisik tentang rasa
Saban hari yang makin berisik tiap detik
Tentang negeriku di ujung timur
Bahwa aksara kian terusik laksana mistik
Menyengat para bocah belajar memantik kata
Peluh pun keruh,
Mereka bersungut memungut
Secarik larik yang orang lain tak lagi tertarik
Sebab pisang dibungkus lalu dibuang jadi keriput
Kurikulum belum dikulum sudah jadi tutung
Tanpa kata-kata, lupa generasiku terbata-bata
Inilah kecemasan yang menganak-emaskan
Regulasi di ujung timur negeriku
Namun literasiku masih bernyala juga bernyali
Hai para bocah! putus sekolah tak putus harapan!
Rinai menggigil tak peduli ragamu gemetar dingin
Demi kosakata terbata-bata kau balut sekawan
Sebab sang baskara siap menjadikanmu tak gentar
Cahaya di ujung timur tak pernah tidur
Sekalipun taman bunga harum nan semerbak
Cahaya di ujung timur kan selalu jujur
Hingga waktu tak terhingga terus berdetak
Tentang asa dan cita-cita penuh syukur
Para bocah sang kutu buku yang berotak
Esok lusa, pena mu kan di kenang
Fridolynus Sada, Pria kelahiran Flores Timur, 14 Mei 1984 dan sudah menetap di kota Kupang sejak 1989 hingga saat ini, memiliki hobby membaca, menulis dan mendengar musik serta pernah memenangi lomba komik sederhana antar kota kupang (2015), lomba cerpen (2019), lomba opini antar wilayah NTT (2020), lomba Video kampanye pegiat literasi oleh Kantor Bahasa NTT (Oktober 2021). Untuk saat ini saya telah menulis 50 puisi sejak 2017, novel Kulantari, 2019, dan novel Rahimku, mencintaimu tanpa batas (masih sementara dalam proses penulisan).
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313