Safandi Mardinata
KANTOR BARU
serupa rumah
tapi tak sama
pengap udara dan meriang
kipas angin menyapa
serupa rumah
namun memusingkan kepala
dengan pikiran-pikiran
tak berguna kecuali canda
serupa rumah
namun kedua
serupa rumah
yang perlu berbenah
Bojanegara, 27/07/2022
Safandi Mardinata
APA MINUM SUSU
papa minum susu dulu
sementara pekerjaan
mengalir dari hulu
menjajah rasa rindu
padamu
ruang pengap dan kipas
yang tak pernah lelah
kuakui
darah tak sepekat getah
yang melekat pada bulu burung
yang dibawa sang pemikat
papa minum susu dulu
yang masih panas
di antara sela tumpukan buku
di antara sela tumpukan rindu
Bojanegara, 28/07/2022
Safandi Mardinata
TAHUN BARU
tahun baru ini menjadi ritual
katamu, tahun baru ini
yang jelas
tahun yang baru
berganti sepagi ini
menjerang air menyeduh kopi
juga sebagai ritual
bagiku
burung-burung tetap berkicau
berkelana dan kembali pulang
entah apa yang merasuki pikiran
hingga membayangkan
sebuah kemustahilan
menjadi budak-budak kertas merah biru
hingga rela menundukkan nuranimu
dalam satu minggu
semoga tahun baru
bisa mengingatkanmu
Bojanegara, 29/07/2022
Safandi Mardinata
MALAM MINGGU
malam minggu kasihku
kutunggu kau di penghujung rindu
di antara reranting asmara
kita bercengkrama
menyelimuti diri dengan hangat mesra
kemudian berenang
menyelami kedalamannya
malam minggu kasihku
aku ingin dipelukmu
semalaman
tak peduli apa itu pekerjaan
persetan
malam minggu kasihku
lepas bajumu
lepas bajuku
lepas belenggu
yang mendera dalam
seminggu
Bojanegara, 30/07/2022
Safandi Mardinata
AKU (SEDANG) TAK BERPUASA
aku tak berpuasa
karena aku sedang berpuasa
menahan jemari
di bawah kungkungan kuasa data
aku tak berpuasa
(mungkin) karena aku sedang berpuasa
menahan rintik keinginan
memposting status tentang keimanan
aku (mungkin) sedang berpuasa
karena itu aku tak berpuasa
atau mungkin puasaku itu tidak perlu
karena aku memang sedang (mencoba) berpuasa
menunjukkan foto-foto untaian tasbih
atau video gumam doa dengan mulut berbuih
mungkinkah aku berpuasa
ketika aku sedang tak berpuasa
yang niatnya diunggah ke dalam status wa
dan diakhiri deretan foto menu buka puasa
sungguh aku tak kuasa
untuk
berpuasa
ketika aku
sedang
tak berpuasa
Bojanegara, 31/07/2022
Safandi Mardinata
BOJANEGARA
kutulis bojanegara
karena aku ingin mengembara
melalui tetesan tinta pena
diiringi khayalan ringkik kuda
kutulis bojanegara
karena masa lalu tak pernah tiada
dalam buku catatan sejarah manusia
yang mengusik pikiranku belaka
(tentang sedang apa dahulu mereka?)
mungkin di luar sana
orang heran
tak berguna kutulis bojanegara
karena ejaan telah ditikam oleh waktu,
nafsu, dan kekuasaan belaka
tak berguna kutulis bojanegara
karena aku bukan orang yang percaya
begitu saja akan legenda
yang dianggap darahnya
mengaliri darah-darah mereka
kutulis bojanegara
karena (mungkin) aku jawa
kutulis bojanegara
karena (mungkin) tidak semua orang
bisa
membaca
Bojanegara, 01/08/2022
Safandi Mardinata
SIMFONI GERIMIS FEBRUARI
menyibak tirai hujan, di antara
dongeng-dongeng gerimis senja februari
yang meninabobokkan arca-arca pualam
tergubahlah bait demi bait puisi
rangkaian bunga yang ingin tersemat
di kerling matamu
berangkat dari sepi yang menyelimuti
leher gitar di sudut ruang
menemani rembulan yang semakin tua
ketika menulis puisi ini
pena yang kupegang ini mulai berdenting
menyanyikan simfoni kata hati
mengalun memberikan warna dan corak
sentimentil melati
pada oktaf tertinggi nyanyian ilalang
malam, dingin mulai menetas
memahat ornamen-ornamen embun
di kaca jendela, mengukir sunyi
kelopak melati yang sendiri
“hey!” serunya
“jangan kau lena, kibaskan embun
yang mencumbu nafsumu! jangan biarkan
ia membuai warna pandangmu juwita!”
ujar malam
kuakhiri penulisan puisi ini
agar mereka tak saling
berargumentasi.
Bojanegara, 02/08/2022
Safandi Mardinata
MENARIK NAPAS PANJANG
menarik napas panjangku pagi ini
ketika embun dan gelap mendung
menarik-narik ingatanku
ke mojokerto kala itu
bus hijau dan rindu yang berpacu
pada secobek sambal kacang
yang dilumat oleh kenangan
bersepeda pancal berbonceng
malam-malam, hanya tawa
dan harapan-harapan pada gadis
yang harap-harap menuang cinta
pada gelas kosong yang kami bawa
kemana-mana
Bojanegara, 02/08/2022
SAFANDI MARDINATA, lahir di Tuban pada 29 Juni 1983. Karya tulisnya berupa puisi, cerpen, geguritan, serta cerkak telah termuat di beberapa media cetak, media daring, dan buku-buku antologi bersama. Buku-bukunya yang telah terbit; Titip Kangen (MNC, 2016), Cethik Geni (Temalitera, 2018), Jalanidhi (Temalitera, 2020), Sastra Jawa Modern dan Seksualitas Perempuan (Lensa Publishing, 2022). Sejak 2011 berdomisili di Kabupaten Bojonegoro dan bergiat di Sanggar Interlude. HP: 081359117609, surel: safandimardinata@gmail.com.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313