Antara Bola,Pencinta dan Kemanusiaan
| M. Dzunnurain
Tragedi kanjuruhan*
Secarik kertas yang aku tulis di depan angkringan
Dengan keseruan menonton pertandingan sepak bola
Pengen ku lontarkan bait-bait sajak
Ketika mendengar pluit wasit
Pertanda akhirnya sebuah pertandingan
Ketika itu kebisingan merajarela
Serine berbunyi,Tribun berasap,suporter berterbangan ke lapangan
Kapan mereka-mereka yang hanya ingin menjadikan permasalahan
Untuk tidak melibatkan banyak korban
Bukan hanya bermaksud untuk kepuasan semata
Akan tetapi ingin menjaga martabat merka
Aku tak pandai bermain bola
Tapi untuk kita semua
Untuk sepak bola kita
Yang harus kita jaga bagi seorang pecinta
Apakah mereka masih tega
Mempermainkan peraturan fifa
Hanya untuk kepuasan semata
Pertandingan itu wajar
Dengan kekalahan dan kemenangan yang mereka raih
Itu hanya hasil dalam usaha-usaha mereka
Dengan mengedepankan sportivitas
Kasihanilah mereka para pencinta yang hanya sekedar menonton
Yang ini akan terlibat menjadi dalang
Dengan meraratanya segala permasalahan
Tunjukkan bahwa kita berkemanusiaan
Dengan mengedepankan intelektual
Mendalami spritual
Dengan emosional kita yang harus tunjukkan kepada mereka-mereka
Untuk saling menghargai satu sama lain
Semoga mereka hidup tenang
Yang berpulang untuk tidak menyimpan rasa dendam
Semoga di tempatkan disisi yang tenang
Bersemayam dalam kebahagian yang tuhan berikan
Angkringan Depan Pasar Dinoyo
Episode Perpisahan I
Siang menuju malam
Begitu pula malam menunggu hangatnya siang
Satu jam
Serasa satu tahun
Akhir sebuah perpisahan
Yang tak akan pernah ku lupakan
Dan Tersimpan dalam kenangan
Gazebo FKIP
Episode Perpisahan II
Kala fajar terbit dari ufuk timur
menyinari kehangatan jiwa yang lentur
mengobarkan semangat
dari keheningan yang membeku
dalam benak kalbu yang membisu
Senyum cakrawala yang membiru
menanti kedatangan seseorang
yang telah membawa jalan lurus kehidupan
seseorang yang tak akan pernah ku lupakan
meskipun dalam jiwa raga di kejauhan
Perasaan tak akan pernah hilang
bergeliat menjadi sebuah kenangan
yang tersimpan dalam rangkul pikiran
selalu mendatangkan sanubari kerinduan
Telah kutemui engkau di sudut senja yang buram
cakrawala yang gelap mendatangkan seruan tangisan
berteduh di bawah pohon-pohon yang rintang
menunggu deru angin untuk mengantarkan ucapan perpisahan
Kepadamu, tak akan ku lupakan
sampai detik terakhir penghabisan
Gazebo FKIP
Serpihan Hati Yang Hilang
Cakrawala gelap gulita
mengundang perasaan yang dulu kelam
kini menjadi keheningan
di tengah hiruk pikuk kenistaan
Kepak-kepak kelelawar
mengelilingi di bawah sinar rembulan
meniupkan seluring kebisingan
di tengah-tengah penderitaan
mencari serpihan-serpihan hati yang hilang
Bercak-bercak darah mengalir kesekujur tubuh
detak jantung mengguncang keheningan
menjatuhkan hati menjadi serpihan-serpihan
layaknya kristal yang jatuh, hancur lebur
menghilang tertimbun tanah
Takdir tak akan berubah
dari skenario yang telah tertata
yang pergi mungkin menjadi kenangan
yang datang akan menjadi penantian
dari segala bahagia, aku ucapkan syukur
dari segala kehilangan, aku harus belajar tafakkur
Angkringan
Tak Akan Pernah Menyerah
Aku tak akan menyerah
Sebelum terik matahari menyinari seluruh tubuhku
Untuk menerangkan imajinasiku
Yang diam membeku
Aku tak akan menyerah
Sebelum segumpalan awan menangis
Membasahi seluruh tubuhku
Tak akan penah menyerah
Sampai bunga Mawar tumbuh
Memberi keharuman
Untuk lebah-lebah sejati yang selalu menghinggapinya
Angkringan
dzun_nr Bernama Lengkap Muhammad Dzunnurain. Lahir di Sumenep, 30 Juni 2003 Mahasiswa Baru Universitas Islam Malang, Saat ini aktif di Organisasi PMII rayon Al kindi Komisariat UNISMA.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313