Nampak bodoh ketika orang-orang meremehkannya, tapi ketika melihat sesungguhnya ia nampak cerdas dalam bertindak dan bersikap. Justru orang yang suka meremehkan dan merendahkan adalah orang yang gampang berburuk sangka, dan tidak berpikir panjang, karena menurutnya itu yang ia pikirkan hanya prasangka dan hasud.
- Kang Thohir
Bekal santri ketika di masyarakat ada dua yaitu akhlak dan ilmu yang bermanfaat. Santri adalah sebagai panutan di masyarakat, maka santri harus berakhak yang mulia, dan sedangkan ilmu untuk mengajarkan atau menyebarluaskan ilmu agama kepada masyarakat.
- Kang Thohir
Banyak fanatik pada agama sehingga ia buta nuraninya, dan terjerumus pada dosa, ia gampang menuduh orang lain sesat ini dan itu, tapi ia lupa bahwa ia terbawa arusnya oleh dirinya sendiri.
- Kang Thohir
Masyarakat sekitar sudah tidak percaya dengan hal yang ragu, karena sebab itu mereka tidak percaya denganmu. Kejujuran di masyarakat sangatlah penting, karena itu mereka akan segan dan menghormatimu layaknya orang jujur, apalagi terapkan akhlak yang mulia ramah tamah kepada masyarakat, masyarakat pun akan lebih menghormatimu sebagai orang yang berakhlak dan sholeh maupun sholehah. Jadikan itu sebagai bekal di masyarakatmu, karena masyarakat tidak suka orang yang sok pintar tapi akhlaknya buruk, ya walaupun ilmunya tinggi, tapi sifat dan perilakunya tidak sesuai ilmunya untuk apa, karena akhlak itu di atasnya ilmu. Maka gunakanlah akhlakmu dan ilmumu hingga menyatu dengan sendirinya juga lebih baik dan lebih indah.
- Kang Thohir
Ustadz Mizan seorang qory yang tawadhu dan juga tipe sahabat yang setia dari Cilacap Jawa Tengah. Suka duka kita lewati bersama di pondok pesantren sampai di tazir pun kita bersama menjalaninya. Teringat masa-masa itu, yang nakal dan dicap badung di pesantren.
- Kang Thohir
Sastra Indonesia sudah mulai sepi peminatnya, dan juga pemuda literasi semakin jarang aku temui di pelosok desa. Mungkin setelah aku berhenti dari dunia literasi atau sastra, karena sibuk duniawi mungkin. Apakah ada yang meneruskan di desa Kupu setelah aku? Sedih abdi mah ieu.
- Kang Thohir
Biodata Penulis :
Muhammad Thohir/Tahir (Mas Tair) yang dikenal dengan nama pena Kang Thohir, kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Dari dusun/desa Kupu, kecamatan Wanasari. Dari anak seorang petani dan tinggal dari kehidupan sehari-hari bertani, berkebun, menanam bawang merah, padi, kacang, pare, cabai dan sayur-sayuran di ladang sawahnya.
Kini, aku sedang menggeluti dunia tulis menulis atau literasi, khususnya sastra Indonesia. Suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD dan sampai masuk ke Pondok Pesantren. Aku masih tetap aktif menulis dan semakin semangat 'tuk menulis baik puisi maupun cerpen dan lain sebagainya yang aku tulis. Selain menulis aku juga suka membaca buku agar bisa bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan).
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024