Biarkan Aku di Sini
Karya : Eliaser Loinenak
Bila aku kedapatan melakukan salah
Sekali tamparan di pipi kiri
Sudah lebih dari cukup
Jangan lagi kau tampar pipi yang lain
Dan menghendaki suara sang gembala digenapi
Sebab aku bukan gembala yang baik
Masa yang sulit akan menciptakan pahlawan
Apa pun yang mau kau ambil dariku
Ambillah sesuka maumu
Tapi jangan sekali-kali memintaku pergi
dari bangsaku
Meninggalkan ibuku
Terpenjara jarak
Tersiksa rindu
Biarkan aku di sini
Menunggu sampai waktunya tiba
Saat matahari dan bulan bersatu
Langit menjadi merah
Kemudian semua orang akan mati
Aku pun melepas semua atribut
Diterpa angin dan debu
Dan berubah jadi pasir
Di atas pangkuan ibu
Cuma itu saja sebab
Mengapa aku masih di sini
[ Sly, 13.03.2023]
Lagu Kenangan
Ada lagu baru?
Tidak, belum ada!
Yang ada hanya lagu lama.
Kau tersenyum dan bernyanyi
Cinta membuatmu bernyanyi begitu manis
[Sly, 20.03.2023]
ATAS NAMA CINTA
kau ingin jadi apa?
: ayah
: suami
aku percaya
kau bisa menjadi seperti yang kau ingin
untuk pertama kalinya
seseorang meyakinkanku akan masa depan
yang kukira tak bisa kumiliki
: nikahilah aku
jika kau pikir kita berbeda
kau salah
kau maskulin, aku feminin
kau sinar sang surya, aku cahaya sang rembulan
kita hidup dengan detak jantung yang sama
kita mesti saling melengkapi
hidup kita sudah jadi hak kita
takdir kita
kita harus membuatnya sendiri
aku tak perlu merayu dengan tubuhku
aku punya sesuatu yang jauh lebih berharga
tetapi bukan bagian darimu, belum!
: nikahilah aku
aku menjadi ibu
menjadi isteri
dan kita akan menguasai dunia
|Sly, 20.03.2023|
BALADA MOA HITU*
Namaku Moa Hitu
Orang-orang juga memanggilku Nenaluk
Alias Nai Mnasi Moa Hitu
Lantaran tubuhku yang beruas-ruas menjulang tinggi
Aku hidup di zaman batu
Ketika langit bumi belum berjarak
Namaku Moa Hitu
Titisan semesta alam, yang sakti mandraguna
Yang menjunjung langit jadi tinggi
Maka selamatlah bumi dari sengat mentari
Dingin malam tak lagi memagut bumi
Namaku Moa Hitu
Langit ada dalam junjunganku
Bumi dalam genggamanku
Jangan bikin aku sedih dan marah
Sebab jika aku marah dan sedih
Akan terjadi gerhana bulan
Tiada embun menitis, pun tiada hujan
Gempa bumi di mana-mana
Kelaparan di mana-mana
Beri aku makan supaya perutku kenyang
Sebab jika aku lapar
Bumi akan ditimpa penyakit menular
Kematian akan terjadi di mana-mana
Bayi-bayi dalam rahim akan jadi santapanku
Gadis-gadis mandul
Beri aku minum agar girang hatiku
Niscaya kemakmuran akan melimpah
Embun menitis hujan tumpah ruah
Menghijau padang bukit dan lembah
Semua orang panen raya_lumbung-lumbung penuh
Ternak-ternak berbiak tak henti
Binatang-binatang liar jadi jinak turun ke dalam kampung
Lebah madu akan bersarang di dalam rumah
Engkau tak usah susah payah berburu.
[Sly, 25.03.2023]
*Terinspirasi dari cerita rakyat Timor yang dituturkan secara turun-temurun ‘Nai Mnasi
Moa Hitu’ yang berarti Kakek Tujuh Buku/Manusia Tujuh Ruas yang dalam versi lain
berjudul Nenaluk
POHON KERAMAT
Dulu setiap musim tanam menjelang
Ayah bersama orang-orang sekandung
Mendatangi pohon besar di jantung kampung
Berdoa dan mengucapkan mantra-mantra petunang
Ayah diyakini memiliki kekuatan magis
Tuturannya lebih berharga daripada emas
Mantra-mantranya dianggap paling bernas
Maka ia yang memimpin ritus menuturkan tonis
: Wahai leluhur kami
Saat ini anak kandungmu
Anak ciptaanmu
Berhimpun di sini
Kami hendak tuturkan
Kami hendak antarkan
Kepada leluhur sekalian
Korban persembahan
Nasi sudah terhidang
Daging telah matang
Kami arahkan kepadamu
Kami haturkan kepadamu
Undanglah semuanya
Sapalah semuanya
Supaya lengkap semuanya
Dan menjadi saksilah semuanya
Ambillah dan bagi-bagilah sendiri
Dan pisah-pisahkanlah sendiri
Kami tak bisa membagi-bagikan
Kami tak tahu memisah-misahkan
Musim telah datang
Sawah ladang membentang
Untuk ditanami padi dan jagung
Kacang-kacangan, kentang serta pisang
Kami datang dan memohon
Jagalah sawah ladang kami
Dari burung dari angin
Engakulah yang melindungi
Selamatkanlah dari ulat dan semut
Dari hama dan penyakit
Supaya berbuah lebat dan sarat
Karena kamulah penjaga lembah bukit
Kami mengundangmu dengan hormat
Menyapamu dengan lembut
Meninggikanmu dengan khidmat
Lewat tuturan adat berkait
Lindungilah dengan sebaik-baiknya
Sehingga jagung dan padi serta semuanya
Tumbuh berkembang menjadi kuat
Dan menghasilkan buah yang padat
Maksud kami hanyalah sekecil ini
Tuturan kami hanyalah sesingkat ini
Mudah-mudahan tidaklah rumit
Dan tidak menjadi melarat.
Seiring berjalannya waktu dan peradaban
Kini pohon keramat di jantung kampung tinggal kenangan
Namun dari tunggul pohon itu, tumbuh sebatang pohon
Melampaui segala pohon
Ke sanalah doa-doa dilangitkan
[Sly, 26.03.2023]
GELOJOH
coba bilang padaku
mana yang benar?
makan untuk hidup?
atau hidup untuk makan?
jangan berlagak seperti lautan
tak pernah merasa penuh
meski tak putus dilimpahi sungai-sungai
cukup lapangkan hati seluas samudera
cukupkan diri dengan apa yang ada
seperti yang diajarkan mahaguru
lebih nikmat sekerat roti damai
daripada makan daging segudang
tetapi disertai gelojoh
yang bikin membabi buta
|Sly, 12.05.2023|
NYANYIAN HIKMAT
Anakku, dunia ini penuh pesona
Rupanya madu tapi isinya empedu
Jadilah bijak dalam memilih
Turuti yang baik jauhi yang rawan
Agar tak tergilas bengis rodanya
Biasakan diri hidup jujur dan tertib
Simpangan dan lorong harus jadi pantangan
Rumah disko bukan tempat bertandang
Haramlah bagimu meminum yang bukan air
Karena botol adalah sahabat orang bodoh
Belajarlah dengan tekun agar tidak tuna-ilmu
Apalah artinya wajah rupawan tapi miskin ilmu
Pengetahuan dan hikmat lebih mulia dari emas
Tapi jangan sombong bila engkau jadi sarjana
Jadilah sarjana berbudi pekerti luhur
Jangan bangkitkan cinta sebelum waktunya
Bila kerja sudah berbuah
Barulah pikir rumah bertuah
Manis bibir wajah tampan boleh juga
Tapi carilah yang manis budi pekerti
Wahai anakku, buah hati cahaya mata
Janganlah kau melupakan ajaranku
Peliharalah itu seperti biji matamu
Ia menjaga jiwa temani langkah meraih cita
[Sly, 14.06.2023]
ANAK-ANAK MERAH PUTIH
Kami anak-anak Indonesia
Yang ada di desa maupun di kota
Yang miskin maupun yang kaya
Yang sehat maupun yang cacat
Kami mengaku, bahwa kami satu darah
Kami adalah pewaris sah merah putih
Tanpa membedakan suku, agama dan ras
Kami anak-anak merah putih berjanji ;
Menjunjung tinggi Pancasila
Menjaga Bhineka Tunggal Ika
Belajar dengan sungguh-sungguh
Berusaha mengusai teknologi
Tetap tinggi akhlak di tengah globalisasi
Kami anak-anak merah putih
Pemimpin-pemimpin Indonesia emas
Bulat hati satu tekad
Tinggi semangat
Agar merah putih tetap jaya
Berkibar di langit biru Indonesia
Dari Sabang sampai Merauke
Dari Miangas sampai Rote
Selamanya
[Sly, 15.06.2023]
PEREMPUANKU
katanya perempuan itu lemah dan rapuh
tumbuh seperti benalu di ketiak pohon
mekar di bawah sombar laki-laki
hidup terbelenggu bayangan sayap laki-laki
bagiku perempuanku bukan perempuan itu
perempuanku tak seperti begitu
kami sebelas duabelas seperti dua sisi mata uang
yang satu tak lebih penting dari yang lain
seperti kuku dengan daging, kayu dengan api
aku tak bisa tanpanya, dia tak dapat tanpa aku
aku tak memandangnya seperti mata tradisi
aku memperlakukannya sesuai kehendak bapa
duduk sama rendah, berdiri sama menjulang
aku tuan di ladang tapi penolongnya di rumah
ia ratu di rumah tapi juga penolongku di ladang
ini terus-menerus ada dalam meniti kehidupan
dari rumah ke ladang. dari ladang ke rumah
berdua-dua, seiring sejalan
[Sly, 29.06.2023]
Eliaser Loinenak lahir di Puamese, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 2 Mei 1980. Menulis cerpen dan puisi. Puisi-puisinya termuat di umakaladanews.com, balipolitika.com, Majalah Elipsis, Media Sastra dan Budaya negerikertas.com, suarakrajan.com dan faktahukumntt.com. Beberapa puisinya termuat dalam buku antologi bersama antara lain; Menyibak Relung Kalbu (Lentera Karya, 2022), Tautan Kasih di Muara Rindu (Lentera Karya, 2022), Ini Kali Tidak Ada yang Mencari Cinta (Kumpulan 100 Puisi terbaik dalam Rangka 1 Abad Chairil Anwar 2022 yang diselenggrakan oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia, Gramedia, 2022), Suara Hati dalam Puisi (Cahaya Pelangi Media, 2022), dan Rahasia Cinta di Balik Tinta (Rise Media, 2022). Kumpulan buku puisi tunggalnya Cerita Sepasang Mata (Sketsa Media, 2022). Saat ini mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri Satu Atap Sunu, kecamatan Amanatun Selatan, kabupaten Timor Tengah Selatan, provinsi Nusa Tenggara Timur.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024