Tentang waktu. Sajak ini adalah seorang hamba yang
sujud menyembah
di haribaan Tuan seraya menaikkan dzikir dan
mengungkapkan syukur.
Lalu dalam masa penyesalannya. Sebab ia gagal mengurai
kisah jadi kasih
Sebab ia gagal mengurai hampa jadi paham. Ia tunduk meminta.
Dapatkah sejenak kugenggam tanganMu, wahai Tuan?
Kau kuasa yang mengatur alur hidup dalam tiga babak
penuh misteri
Kemarin, hari ini dan esok sekejap berlalu hingga
segala dan aku kian menua.
Dua ribuan tahun lamanya. Kau meraja sebagai tanda
Tanda abadi yang menulis segala kesementaraan
Hingga iman jadi amin atau segala tengek bengek
kemanusiaan dalam Tuhan.
Kau atur sebagai perjalanan
Perjalanan dari awal menuju muasal. Perjalanan dari
akhir menuju takdir
Kau atur dalam rotasi. Kau tak pernah sembunyi
Dapatkah sejenak saja kugenggam tanganMu?
Agar kau terjeda mendengar tangis dan tawaku lebih lama
sebelum kau
hadirkan musim-musim penuh tanda dan tanya
Dengarkan sejenak, Tuan!
Seorang hamba itu rebah ke tanah
Sedangkan waktu terus berlalu
Menulisnya sebagai hidup
Meski kematian telah tertulis
(Maumere, 7 Desember 2022)
*Mario D. E. Kali, lahir 31 Mei di Kinbana, Belu, Timor, Nusa Tenggara Timur.
Saat ini berdomisili di Sewowoto, Inerie, Ngada, Nusa Tenggara Timur. Kini
mengabdi sebagai tenaga administrasi sekolah pada SDI Sewowoto. Buku puisi
pertamanya berjudul "Tanda Mata" (Teras Budaya Jakarta, 2020). Hp/ WA:
082299740919. Facebook_ Mario Kali.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024