Berapa banyak orang bunuh diri, berapa banyak orang tidak punya harga diri, berapa banyak orang lupa diri, iri hati dan saling benci? Persepsi manusia khususnya rakyat Indonesia tentang sukses saat ini adalah kaya dan banyak uang. Selain itu, bukanlah sukses melainkan kesia-siaan belaka.
Biar saya perjelas tentang apa yang telah saya paparkan di atas dengan beberapa ulasan yang bakal membuat anda sebagai pembaca kurang berminat untuk hidup mewah tetapi bukan seperti ceramah agama, bahwa orang kaya pertanggungjawabannya nanti sangat berat di akhirat: Dari mana hartamu, kau gunakan seperti apa hartamu dan sebagainya.
Kita bicara tentang realitas saja mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti Guru-Polisi-TNI dan tidak boleh ketinggalan, aktivis, aktivis apapun itu. Biar lebih ringan dan biar bisa kita lihat contoh langsungnya pada tetangga-saudara-mertua-tetangganya tetangga atau diri kita sendiri.
Mari kita mulai dari PNS. Semua orang saat ini berlomba-lomba ingin menjadi PNS dengan harapan tiap bulan rekening terisi dan rempah-rempah di dapur banyak yang busuk karena belanja berlebihan kemudian dibuang. Perlu saudara semua ketahui bahwa menjadi pegawai negeri sipil itu tidak enak.
Walaupun saya bukan salah satu pegawai seperti itu, saya kasihan melihat orang tua saat ini mati-matian memperjuangkan anaknya mendapat profesi di bawah naungan negara atau neghârâ kata orang Madura. Bagi mereka yang jadi tentara dan polisi dengan belenggu kepegawaian yang terikat. Terikat mulai dari cara berpakaian, penggunaan waktu dan penggunaan kendaraan-kendaraan keluaran terbaru.
Syarat-syarat untuk jadi PNS adalah anda harus rela tidak mempunyai tanah, anda harus rela mempertaruhkan sertifikat rumah dan anda harus rela menanggung malu jika anda atau anak anda tidak berhasil menjadi PNS. Masihkah anda mau jadi PNS apapun jenisnya seperti apa yang sudah saya paparkan di atas?
Mari kita beralih pada aktivis yang sering kita lihat di layar kaca. Mereka penuh dengan ide-ide cemerlang secemerlang kaca bening berkilau. Suara-suara mereka begitu ideal dan kita sering kali ingin menerima mereka dengan dada lapang di tempat mereka bersuara yaitu tanah lapang.
Tunggu dulu! saya tidak memuji mereka, melainkan akan memberitahukan sebuah rahasia yang bukan rahasia karena anda dan saya mungkin satu pemikiran atau tidak.
Inilah rahasia yang bukan rahasia bahwa suara mereka adalah suara-suara dari surga, di mana anak burung meminta-minta pada induknya dan akan diam seketika saat induknya datang perlahan atau bahkan secara rahasia membawa segudang perlengkapan perut di atas sarang. Anda tidak akan mendengar suara-suara teriakan lagi jika hal itu telah terjadi.
Sekarang anda sudah bisa berpikir jernih, anda atau anak anda mau jadi PNS atau Aktivis kalap yang menghafalkan nyanyian dari surga dan membebaskan diri dari belenggu kemelaratan kemudian menuju belenggu kemewahan. Saya tidak bisa memberikan saran apa-apa selain harapan bahwa anda tidak akan berpusing-pusing dengan keadaan anda sekarang dan di masa mendatang.
Berpikirlah bahwa sukses itu bukan saat menjadi PNS dan harta berlimpah, melainkan saat kita menjadi pribadi yang tekun dalam menjalankan apa yang kita senangi dan itu membuat kita bahagia, orang lain pun ikut bahagia dengan apa yang kita lakukan.
12 April 2018
Supriyadi/ Supriyadi Afandi sekarang menjadi guru.
Tulisan ini adalah tulisan ketika saya menjadi mahsisawa, bisa dilihat pula di Qureta dengan judul yang sama.
Surel: yadis4807@gmail.com
WA: 082330716167
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024