Drajat Nurangkoso
JENGGAWUR ADALAH KITA
Empat pemuda berjalan letih berbalut gundah bersorban resah, meniti pematang sawah menuju rumah tua di balik rimbun gerumbul pohon bambu, pemuda Jenggawur, Pesanggrahan Wetan Pesanggrahan kulon, dan juga Binangun menghadap laki-laki tua pusaka desanya di alas tikar orang tua itu menggelar, petuah tumpah memantik kesadaran dan kesejatian.
“Wahai anak muda. Apa kalian tidak dapat bersabar seperti Tumenggung Jaganegara yang bertafakur di bawah pohon pisang muda sampai keluar buahnya berhari hari menghening cipta
menyelaraskan fibrasi semesta, menjadikan tanah yang kalian tempati kini bagaikan surga."
Baca! Baca! Bacalah sasmita tanda-tanda kesucian di dalam darahmu.
Sejatinya kalian adalah pewaris jiwa merdeka dan manusia unggul keturunannya
Buka! Buka! Bukalah mata batinmu! kalian akan melihat Eyang Jaga kali dan Jaga bela babad alas cancut tali wanda menjadikan tanah yang kalian pijak kini layak dihuni
Tebing-tebing Kali Merawu masih menyimpan nyanyian damai suara desa, cucuran keringat dan lantunan doa mantera di sela perang gerilya
Eyang jaga Kali dan Jaga Bela prajurit gagah berani melawan angkara murka, putra Tumenggung Jaganegara yang tak rela bumi pertiwi dirudapaksa, rakyat dihisap darahnya, kemerdekaan dikebiri kompeni Belanda, dua perwira muda dengan taktik gerilya, sembunyi mengintai pasukan iblis berbendera VOC. Durjana merampas, mencabik, menginjak martabat bangsa. Dengan rasa sakit dan jiwa tak rela bersekutulah dengan pangeran bersorban putih di atas kuda sembrani mengacungkan keris pusaka, membakar semangat jihad melawan kedzaliman kompeni Belanda sampai Ia terperangkap tipu daya, lalu dibuang dari tanah Jawa
Kalian. Hai anak muda!
Tak pantas berpangku tangan, bersetubuh dengan angan-angan
Kalian adalah pewaris bumi suci tanah pertiwi ini, seluruh sel sel dalam tubuhmu adalah pejuang tangguh, bukan tukang keluh dalam sel darahmu adalah darah satria bukan peminta minta berkoar tanpa syukur menghujat dan menghina pemimpin negeri yang telah ditentukan hadirnya oleh Sang Maha Kuasa.
Jangan biarkan otakmu dicuci oleh dogma dogma palsu berbungkus persepsi dan kebenaran semu.
Duhai teruna Pesanggarahan, bangunlah!
Ayo kuajak kalian memasuki lorong masa lalu, lihatlah di dindingnya penuh catatan tak terhapuskan.
Gambaran masa lalu tanah yang kalian huni menyimpan cerita yang dituturkan sepanjang masa, itu bukan dongeng.
Itu sungguh nyata.
Lihatlah dengan mata batinmu.
Para priyagung mesanggrah dan kalian lihat tempuran Sungai Besar Serayu dan Merawu.
Ya. Ya. Di situ.
Di situ. Batu-batunya masih menyimpan energi spiritual Dewi Nawang Wulan kinasih Ki Ageng Tarub
Tanah yang kalian huni kini bukan hanya pesanggrahan para Priyagung tetapi menyimpan energi suci para petapa melepas dunia untuk mencapai keheningan yang agung.
Percayalah, bumi dan langit yang memayungimu masih menyimpan energi kewibawaan di partikel-pertikel udara yang menghidupkan mu
Tak pantas kalian menjadi manusia sampah yang berfoya dengan sumpah serapah, keluh kesah, cemas dan gundah akankah tilas Tumenggung Candrayudha kalian lenyapkan dengan dongeng yang membutakan kesejatianmu.
Bukalah mata batinmu Eyang Nyai Ayu Sekati masih mengawasimu dari Alas Sigadhung
Hai pewaris Binangun, lihatlah kemari Eyang Jagabela menata markas bela pati sambil mengolah bumi, Jangan kalian khianati, membiarkan sawah dan ladang merana sendiri, hanya berpangku tangan menjadi pangeran atas buih, yang berlayar disamudra angan angan.
Ayo alirkan kembali keringat, basahi bumi, gemburkan tanah menjadi loh jinawi, Tak perlu merasa rendah dengan legam kulitmu dan lumpur di baju kerjamu buatlah eyang damai sumare di Setana Agung Binangun
Hai Teruna Sitekik, Panggung, Jurang, dan Crecetan,
Kemarilah, lihatlah
Eyang Jaga ngali gagah perkasa penuh strategi membuat benteng gaib mengatur siasat perang sembunyi
Sungguh kalian tak layak menjadi pengecut yang terkubur di ketiak zaman
Lemah batinmu onani dengan angan-angan.
Gerakkan kakimu kembali dengan gagah berani, cumbui lagi sawah dan ladang yang telah diwariskan para leluhur kalian satukan energi, selaraskan fibrasi,
Agar frekuensimu adalah lagu bersatu
Bersatu, bersatu
Bersatulah kalian
Ketahuilah sesungguhnya
Jenggawur adalah Jenggawur
Jenggawur adalah Pesanggrahan Wetan dan Kulon
Jenggawur adalah Binangun
Jenggawur adalah tanah suci warisan patriot sejati yang penuh religi
Jenggawur adalah kalian pewaris syah yang telah Sang Agung gariskan
Jenggawur adalah kita.
Sokanandi, 13 Juli 2023.
Drajat Nurangkoso, lahir di Banjarnegara, komunitas gerilya budaya Banjarnegara, penggiat tadarus puisi Banjarnegara, karya antologi puisi Perjalanan Sunyi, Perjamuan Cinta, Sketsa Celoteh Murawi, novelet Pelangi di Kubah Langit Hati. Alamat Sanggar Pintu Kosong RT 01 RW 06 Kelurahan Sokanandi Banjarnegara. No hp 081229429404. Email drajatnurangkoso66@gmail.com.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024