JERUJI KAYU
oleh Anjrah Lelono Broto
Ilustrasi jeruji kayu (sumber: pngegg.com) |
jeruji kayu
akan membatu
tak mudah dibuka
meski harus dipalu
“aku juga bisa berkarat,”
katanya tanpa kesumat
seindah apa pun
jika selalu diperangkap
takkan membagi santun
meski ketuk ke seribu tahun
surga tak berterali besi
hanya kayu di sana-sini
bisa tumbuh jika disirami
air mata doa menjadi sungai
“apa kau di sana?
mendengarkan seksama?”
tanyanya pada kita
Brahu,
2020-2023
__________
Anjrah Lelono
Broto, aktif menulis esai,
cerpen, serta puisi di sejumlah media masa. Beberapa puisinya masuk dalam buku
antologi bersama Buku karyanya
adalah Esem Ligan Randha Jombang (2010), Emak, Sayak, Lan Hem
Kothak-Kothak (2015),
Nampan Pencakan (2017), Permintaan Hujan Jingga (2019), Kontra Diksi Laporan Terkini (2020), dan
Garwaku Udan lan Anakku Mendung (2022). Terundang
dalam agenda Kongres
Bahasa Jawa VI (2016), Muktamar Sastra (2018), Kongres Budaya Jawa (2018), dan Musyawarah Nasional Sastrawan
Indonesia III (2020). Karya
naskah teaternya “Nyonya Cayo” meraih
nominasi dalam Sayembara Naskah Lakon
DKJT 2018. Sekarang bergiat di Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LISSTRA),
dan Komite Sastra Dewan Kesenian Mojokerto (DKKM). Kontak FB: anjrahlelonobroto, dan WA: 085854274197.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024