Seketika
Seketika kau bersedih
Menyaksikan kematian
yang tersebab penyesalan
Seketika kau berkata
"Dialah orang yang pintar terlihat baik
Sebab salahnya lama ia sembunyikan
telah mengungkapkan siapa dirinya kini!"
(TandaMataKali, Agustus 2022)
Lagu Ini
Mendengarkan lagu ini
Sendu sekali
"Langit teladan
Laut dermawan
Sepanjang aku bersama"
Dari nada rendah
sebagaimana titik pijak ini
Memendam rindu
adalah perasaan paling biru
sebagaimana laut dan langit
saling berkirim hujan
Mendengarkan lagu ini
Yang kita nyanyikan dalam doa
Lagu untuk anak-anak
Semoga kelak bercahaya
(TandaMataKali, 22 Juli 2022)
Titah Pa Tua
Setelah tangan kanannya menggorok leher seekor ayam jantan dengan sebilah pedangnya
Lalu mulut Pa Tua berkata mantra
"Kepada tanah, ibu segala ibu
dan kepada langit jinjit kaki tak sampai,
ini korban pengabdian dan syukur kami!"
Langit cerah berubah mendung seketika
Menjadikan hujan
yang segera memulihkan setiap tanah retak dari musim kemarau yang panjang
Dengan kepala tegak, Pa Tua mengangkat pedang
kepada penjuru langit
Ia bertitah
"Wahai anak cucu, gembala tradisi dan nabi masa depan, jaga adat selama hayat
hidup senantiasa lestari!"
(Sewowoto, 3 Juli 2023)
*Mario D. E. Kali, lahir di Kimbana, Belu, Nusa Tenggara Timur. Penulis Buku Puisi "Tanda Mata" (Jakarta: Teras Budaya, 2020). Nomor WA 082299740919.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024