Ilustrasi Sidapaksa dan Sritanjung (dok. www.detik.com) |
Menjadi Sidapaksa yang (Merasa) Dikhianati Sritanjung
sudah aku
tumbalkan butir darah terakhir
pada ngelangut
bermandi debu
sejak kali
pertama aku berani
meminum air
tanah kotamu
---bergaram
perih di tenggorokan---
maka ketika tak
ada sapa
darimu di senja
itu, tak ada
terperangah
apalagi tergugu
sebagaimana
pecinta musim lalu
bahasa nafas
kotamu
dengan petanda
runcing memisau
piawai mengajari
untuk melukai
terpahat tak
hanya empu ngelangut ini
yang membatu,
yang membakar diri,
yang menyalibkan
mimpi,
di pesta-pesta
tanpa usai
mungkin hanya
langit gelap di atas itu
--- yang tak
pernah mengenal sedu---
serupa karib
mendengarkan selalu
aku dan
ngelangutku mengadukan
kesepian satu
dan seterusnya
kelukaan dua dan
sebagainya
khianatan tiga
dan sepenunggalannya
di kotamu, di
kotamu
2020-2023
_________
Anjrah Lelono Broto, aktif menulis esai, cerpen, serta puisi di sejumlah media masa. Kontak FB: anjrahlelonobroto, IG: anjrahlelonobroto, dan Whatssapp: 085854274197.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313