Pengaruh teknologi di dunia ini begitu tirani.
Menyentuh setiap sisi budaya, tak peduli tanah atau api.
Dalam genggaman, kita menjelajah semesta.
Budaya virtual mempengaruhi lidah kita mengiris makna, seperti apa?
Kini perpustakaan dan buku tak lagi menjadi saksi,
Google dan Wikipedia jadi guru sekaligus kiai.
Tapi adakah yang benar-benar tahu apa yang mereka baca?
Atau hanya sekedar klik dan scroll, lalu lupa?
Media sosial, tempat setoran harian,
Instagram, Facebook, Twitter, jadi panggung fatamorgana.
Namun dalam usaha untuk menjadi lebih terkenal,
Kita lupakan kehidupan nyata, jadi budak virtual.
Dalam dunia game, kita menjadi para dewa,
Tapi di dunia nyata seringkali menjadi pecundang tak berdaya.
Ketika teknologi menggantikan hubungan kemanusiaan,
Kita mungkin kehilangan lebih dari yang kita tahu.
Budaya yang berharga dan warisan yang kita miliki,
Terancam oleh perangkat canggih dan aplikasi.
Mengambil alih segalanya,
Melupakan budaya sebagai jati diri kita.
Mari berpegang pada nilai-nilai yang berharga,
Teruskan tradisi dan cerita-cerita lama.
Teknologi adalah alat, bukan jalan menuju kiamat.
Madiun, 10/07/2023
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024