Bingkai
Kehidupan
Oleh:
Fiana Winata
Masih kuingat berlikunya jalan yang panjang
Masih kuingat sesaknya gemuruh asa yang harus
kulawan
Masih kuingat cibiran pada beratnya perjuangan
Masih kuingat gelombang besar yang harus kuhadang
Badai yang datang silih
berganti
hadirkan simfoni yang
tak perlu kuratapi
Bahkan teramat kebal tanpa
linangan air mata
Masa muda merajut asa
dan kini masih kutata
Takdir kembali membawaku memasuki gerbang itu
Di mana setiap asa berbingkai keyakinan
Di mana setiap juang menjadi keharusan untuk
dikenang
Di mana setiap saat berkejaran dengan pahitnya
realita
Aku bukanlah kaum
bangsawan
Yang selalu ada saat
kupinta
Selalu hadir bahkan
tanpa kupikir
Aku adalah realita
antara derana dan cita-cita
Kini langkahku kembali pada masa itu
Tapi pada tujuan yang berbeda
Dulu hadirku untuk meraih cita-cita
Tapi kini hadirku menjadi jalan untuk cita-citanya
Selamat datang
pilar-pilar kemajuan
Padamu tertumpang
harapan
Menyematkan harapan
adalah kepercayaan
Berjalanlah pada setiap
keyakinan
Bukittinggi, 2 Oktober 2023
Menanti
Oleh: Fiana Winata
Menanti
adalah kata yang sulit diselami
Padanya
asa menggunung tinggi
Lalu
terlepas dari janji
Kembali
menata mimpi
Dan
tertatih mengeja arti
Bukittinggi,
5 Oktober 2023
Derana
Oleh:
Fiana Winata
Senyummu
tak lagi nyata
Saat
derana datang melanda
Rindu
tak lagi menjaga
Kehilangan
menyemai luka
Asmaraloka
berbalut nestapa
Bukittinggi, 5
oktober 2023
Bertanya
Pada Senja
Oleh:
Fiana Winata
Menikmati
lembutnya sarayu pada senja yang tenang
Kilauan
cahaya mulai berpendar
Memukau
aksa yang mulai direnggut usia
Padanya
kukisahkan anca
Meredam
setiap gemuruh duka lara
Entah
pada senja keberapa sendu ini akan menghilang
Kutatap
dengan keraguan menanti satu jawaban
Senja
ini tetap terdiam
Kilauannya
menyimpan rasa
Pesonanya
memeluk taklif kehidupan
Kali
ini senja begitu tenang
Menyimpan
tanya yang tenggelam
Bukittinggi, 11
Juni 2023
Petrikor
Oleh:
Fiana Winata
Usia yang tak lagi muda
Tua yang menghapus segalanya
Melepas semua aroma dunia
Meninggalkan fatamorgana yang berdusta
Di mana tampanmu
Di mana tahta dan
hartamu
Mengapa kini begitu
lusuh dan kuyu
Mengapa kini tertunduk
menahan malu
Duhai tubuh yang rupawan
Berjuta mata yang tertawan
Lalu kini sendiri di pengasingan
Terjebak petrikor yang tak terpikirkan
Gemuruh bermunculan
senandika dalam keraguan
Asmaraloka yang lepas
dari genggaman
Mejauh tak lagi dalam
pelukan
Eunoia yang jauh dari
harapan
Wajah tertunduk lesu
Mata yang berat menatap sendu
Hanya amal singgasanamu
Lafaz doa dari insan yang paham akan hadirmu
Bukittinggi, 11
Juni 2023
Bionarasi
Fiana
Winata. Kegiatan hari ini sebagai pendidik di SMP Islam Al
Ishlah Bukittinggi. Menulis baginya adalah cara untuk mensyukuri setiap kisah
yang telah Allah persiapkan untuk diri. Telah menulis tujuh buku tunggal dan
empat puluh delapan antologi dalam bentuk puisi, prosais, cerpen, syair dan
gurindam. Lima buku antologi diantaranya diterbitkan bersama global writters seperti puisi, gurindam,
dan syair ASEAN. Tulisannya sudah dimuat di media cetak dan online di Indonesia dan Malaysia.
Silakan sapa penulis ig.ofie_gw atau fb.Fiana Winata.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024