Oleh : Ahmad Rizal
Pada saat yang bersamaan, pendidikan bisa dimaknai pula sebagai upaya untuk mengubah kemampuan seseorang yang sebelumnya belum bisa melakukan sesuatu menjadi bisa melakukannya. Namun, makna pendidikan yang sebagaimana diatas dalam praktik di lapangan jangan sampai justru membelenggu kemanusiaan.
Maksudnya adalah pendidikan yang pada awalnya ditujukan untuk mengubah manusia dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau dari belum bisa melakukan sesuatu menjadi bisa, hasilnya ternyata hanya menciptakan manusia-manusia yang berfungsi seperti robot-robot yang hanya bekerja untuk kepentingan pemodal besar.
Anak didik hasil dari pendidikan hanyalah menjadi pekerja yang sama sekali tidak mempunyai kebebasan di sebuah perusahaan.
Pendidikan yang menghasilkan pekerja profesional sebagaimana tersebut memang tidak ada masalah apabila ditinjau dari kacamata pragmatis. Namun, pendidikan yang membebaskan tidaklah demikian.
Dalam hal ini, pendidikan mempunyai makna yang sama dengan education dalam bahasa inggris dan berasal dari bahasa latin yakni educare, yang berarti memimpin keluar. Dengan demikian, pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah proses yang membawa para peserta didik keluar dari dirinya untuk mendapatkan kemanusiaan yang sejati, yakni sebuah hakikat kemanusiaan yang bebas untuk melakukan sesuatu dan tidak terbelenggu oleh manusia yang lain.
Dalam pandangan Islam, keberadaan manusia di dunia ini mempunyai dua peran, yakni sebagai abdi yang sekaligus juga sebagai Khalifah atau wakil-Nya di bumi. Sebagai abdi, manusia mempunyai kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhannya yang menciptakan dan memberinya kehidupan di dunia ini.
Pengabdian manusia kepada Tuhannya adalah pengabdian yang murni, yakni tidak menyekutukan-Nya. Disinilah sesungguhnya manusia hanya patuh dan tunduk kepada Tuhannya. Segala aturan yang membuatnya tidak patuh dan tunduk kepada Tuhannya atau bahkan menyekutukan-Nya, tentu sama sekali tidak boleh dilakukan. Sebagai abdi yang hanya patuh dan tunduk kepada Tuhannya, di sini posisi manusia sesungguhnya yang mempunyai kemerdekaan dan setara dengan sesama manusia yang lain.
*Ahmad Rizal, kelahiran Republik Pulau Raas Sumenep, Madura. Saat ini sedang menempuh Pendidikan Pascasarjana di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam. Beberapa karyanya pernah di muat media online dan cetak. Penulis bisa dihubungi melalui Penulis Rulis, Negerikertas.
santrishopies@gmail.com
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024