bulan terhapusnya dosa-dosa
kehadiranmu membawa terang dari timur usia
melantunkan kumandang menepis gulita
menggugah rasa kantuk, hangatkan meja keluarga
di kala pagi, yang biasanya masih meringkus mata.
dalam perjalanan menahan lapar dahaga
mengayuh roda-roda kehidupan, kuatkan iman
di bawah terik dan perut yang berbunyi
merenung arti tujuan arah sejati
oh terik surya yang tak mau redup sedikit saja
bersujud aku menenggelamkan wujud
dikepung siang yang menghilangkan bayang
hadirkan sang maha, memohon ampunannya
dari air yang mengalir, membasuh mulut, hidung, dan telinga
meluruhkan segala khilaf dan angkara
oh detik demi detik terus merampas usia
sampai kapan mau bergelimang dosa?
oh ramadan, kini engkau semakin senja
meredup dan menjauh, aku pun semakin rapuh
engkau pelita, menyinari jalan di kegelapan,
hadirkan kemuliaan di setiap kerut dahi
yang tak bermahkota
dari kejauhan, terdengar senja berkumandang
tiba waktunya aku berbuka,
yang tadinya ingin menelan dunia
ternyata hanya fatamorgana.
nafsu yang memburu itu, hanya semu
karena seteguk saja, mampu menghadirkan surga
Puisi ini dibacakan oleh Na Wiyono di Bentara Budaya Jakarta, 28 Maret 2024
2 Komentar
Nur Hikmah A.M :
BalasHapusPuisi religius yang menyentuh hati. Ditulis dengan penjiwaan secara totalitas .Mantap.
Keren
BalasHapusAndai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024