Rissa Churria
BUKU HUJAN-1
Ada halaman mendung
Bercerita tentang gelabah dada
Seorang perempuan puisi
Bertarung dalam peperangan baratayudha
Menghunus pedang percaya
Dan menghujamkan sekali saja
Tepat di jantung lelaki Utara
Wajah lelaki Utara tengadah
Air matanya tumpah menjadi hujan
Perempuan puisi tetap mematung
Hanya bisa menjelaskan dengan air mata luka
Ada ribuan jejal kata-kata
Tersusun dalam gemuruh cinta
Antara penolakan dan keinginan
Pada titah leluhurnya yang mulia
Dia hanya tertunduk
Membungkam dalam ribuan hujatan lelaki berdada teduh
Perempuan puisi hanya diam
Berlalu mencari lengkung pelangi
Di hatinya paling sunyi
Bekasi, 2024
BUKU HUJAN-2
Ini halaman ke tiga ratus tiga belas
Hujan tak henti menarasikan lagu cinta
Seperti hari kemarin
Seorang perempuan menggendong bakul
Berisi pilinan sutra kata
Dari pegunungan aksara
Sebelah kota mati Sanggabuana
Air matanya kering sudah
Terbakar oleh kayu bakar kesetiaan
Menyala pada perapian kehidupan
Cinureze begitu namanya
Telah disematkan pada waktu
Oleh musim kering dan penghujan
Tak ada gelabah di dadanya
Jalan ikut alur hujan
Tak banyak bicara
Hanya detak jantung bersuara
Dan kedip mata penuh cinta
Bekasi, 2024
PURNAMA DI TENGAH GERIMIS
Ramadan telah sampai di penanggal
Bulan bulat penuh tertutup awan putih
Gerimis sejak sore masih di sini
Menemani malam yang semakin gigil
Bulan terlihat samar
Sesekali gerimis reda
Cahaya keemasan menyala
Pada langit yang abu-abu warnanya
Memberi isyarat dan pesan mendalam
Pada hati yang pualam
Bekasi, 2024
PERJALANAN
Seperti rintik hujan
Berbisik pada cuaca
Dan mendung yang setia
Menunggu lagu rinai
Dengan suka cita
Musafir terus berjalan
Melewati segala kisah
Meninggalkan jejak kenang
Pada lembar buku ingatan
Di tiap etape dia sematkan
Selarik puisi penghambaan
Dan ramuan diksi yang diperam
Dalam guci pualam dalam hatinya
Musafir terus berjalan
Bibirnya basah oleh lagu cinta
Tak peduli terik atau hujan nestapa
Lelehan keringat menjadi doa
Pada ranum senja
Dia titipkan ribuan percaya
Bekasi, 2024
Rissa Churria, yang dikenal sebagai Ummi Rissa, adalah seorang penyair yang berasal dan menetap di Bekasi, Jawa Barat. Karya-karyanya termasuk "Harum Haramain" (2016), "Perempuan Wetan" (2017), "Blakasuta Liku Luka Perang Saudara" (2018), dan banyak lagi. Puisi-puisinya telah dipublikasikan di berbagai media cetak seperti Jawa Pos, Radar Banyuwangi, dan Harian Riau. Selain menulis, dia juga aktif dalam komunitas sastra, menjadi narasumber di berbagai acara literasi, dan tampil membaca puisi di festival sastra internasional. Media sosialnya adalah Fb. Rissa Churria (Ummi Rissa), IG. RissaChurria, email. churriarissa@gmail.com, hp/wa. +6281287812264.
8 Komentar
Selamat karyanya terpilih semoga Jumat depan yang terpilih Karya saya
BalasHapusAamiin
HapusSelamat untuk Risaa Churria atas karya yang terpilih.
BalasHapusTerimakasih sudah memuat puisi saya dalam laman halaman puisi negeri kertas. Semoga negeri kertas makin berjaya
HapusPuisi puisi dengan vahasa yang selalu indah...
BalasHapusSelamat buat Rissa Churria penyair asal bekasi yang puisinya telah terpilih..isi puisi yang begitu indah dan sempurna
BalasHapusSelamat karyanya sudah terpilih, semoga Jumat mendatang yang terpilih karya saya
BalasHapushttps://drive.google.com/drive/folders/1ilkz7-Pb-x9d-4T9ztMYw-EL2yUeVg1e?usp=sharing
BalasHapusAndai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024