005

header ads

Sastra (Puisi) sebagai Media untuk Memasyarakatkan Literasi: Strategi Mengatasi Provokasi Informasi Sepihak dan Bullying dalam Pendidikan

Fileski, 5 Juni 2024

ditulis sebagai pengantar rutinan Malam Sastra di RRI Madiun


Dalam era digital yang sarat dengan informasi, penting bagi masyarakat untuk memiliki kemampuan literasi yang kuat. Sastra, khususnya puisi, dapat berperan signifikan dalam memasyarakatkan literasi guna mencegah masyarakat mudah terprovokasi oleh informasi sepihak. Informasi yang disebarkan tanpa klarifikasi sering kali mengarah pada miskonsepsi dan dapat memicu tindakan yang tidak diinginkan, seperti bullying dan pembunuhan karakter. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan kemampuan literasi yang mendalam sejak dini sebagai upaya untuk memberantas praktik-praktik negatif tersebut sampai ke akar-akarnya.


 Peran Puisi dalam Meningkatkan Literasi


Puisi, sebagai salah satu bentuk sastra, memiliki keunikan tersendiri dalam penyampaian pesan. Melalui bahasa yang indah dan padat makna, puisi mampu menggugah perasaan dan pikiran pembacanya. Keindahan bahasa dalam puisi dapat menarik minat masyarakat untuk lebih mendalami literasi. Selain itu, puisi sering kali menyajikan berbagai perspektif dan interpretasi yang mendalam, sehingga dapat melatih pembaca untuk berpikir kritis dan tidak mudah menerima informasi secara mentah-mentah.


 Mencegah Provokasi Informasi Sepihak


Informasi sepihak yang tersebar luas tanpa adanya klarifikasi dapat menyesatkan masyarakat dan memicu tindakan yang merugikan. Dengan kemampuan literasi yang baik, masyarakat dapat lebih kritis dalam menerima dan mengevaluasi informasi yang diterima. Sastra, khususnya puisi, dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan kritisisme ini. Melalui pembacaan dan analisis puisi, pembaca diajak untuk melihat berbagai sudut pandang dan memahami konteks yang lebih luas, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang bersifat sepihak.


 Mengatasi Bullying dan Pembunuhan Karakter dalam Pendidikan


Bullying dan pembunuhan karakter merupakan masalah serius dalam dunia pendidikan yang dapat berdampak negatif pada perkembangan psikologis dan akademis siswa. Praktik-praktik ini seringkali berawal dari penyebaran informasi yang tidak benar atau tidak lengkap. Dengan meningkatkan literasi melalui sastra, siswa dapat belajar untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan lebih menghargai kebenaran. Pembelajaran puisi di sekolah dapat menjadi salah satu cara efektif untuk membangun empati dan pemahaman antar individu, serta mengurangi kecenderungan untuk melakukan bullying.


 Upaya Memberantas Bullying hingga ke Akarnya


Untuk memberantas bullying dan pembunuhan karakter hingga ke akar-akarnya, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Literasi yang kuat harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan. Mengintegrasikan puisi dalam pembelajaran dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, empati, dan pemahaman terhadap keragaman perspektif. Selain itu, kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat juga penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung literasi dan menghindarkan siswa dari pengaruh negatif informasi sepihak.


 Kesimpulan


Sastra, khususnya puisi, memiliki potensi besar dalam memasyarakatkan literasi dan mencegah dampak negatif dari provokasi informasi sepihak. Dengan meningkatkan kemampuan literasi, masyarakat dapat lebih kritis dalam menerima informasi, menghindari tindakan bullying, dan memberantas pembunuhan karakter dalam dunia pendidikan. Upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk memastikan literasi menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari dan menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam menghadapi arus informasi yang semakin deras.






 



Posting Komentar

0 Komentar