005

header ads

Jiwa Nasionalisme dari Anak-anak Paskibra di Desa Tarumajaya

 

Anak-anak Paskibra di Desa Tarumajaya

Editor : Erna Wiyono
Penulis : Arnita

Tarumajaya - Setiap tanggal 17 Agustus, seluruh masyarakat Indonesia memperingati proklamasi kemerdekaan, yang merupakan deklarasi independensi bangsa Indonesia, perayaan hari kemerdekaan ini bukan hanya digelar acara seremonial dan pidato saja, tapi lebih mengarah kepada penghormatan yang khidmat untuk para pejuang yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.


Dari serangkaian kegiatan ini, upacara pengibaran bendera merah putih sebagai puncak momentum penghormatan. Ini dilakukan oleh pasukan pengibar bendera (Paskibra), yang bertugas untuk melaksanakan penaikan dan penurunan duplikat sang saka merah putih. Di desa Tarumajaya, anggota paskibra terdiri dari pelajar yang diambil dari beberapa sekolah, dan menjadi anak-anak pilihan sebagai perwakilan sekolah, mereka melaksanakan dengan penuh khidmat, totalitas, disiplin, juga tanggung jawab yang besar. Setelah usai acara pengibaran bendera, tim reporter menemui mereka yang masih lengkap dengan seragam dan atributnya, wajah-wajah penuh semangat dan bangga tergambar jelas. Setelah berbincang, tim reporter mewawancarai pelatih dari paskibra, berikut penjelasannya.


“Dulu waktu sekolah, saya sempat ketinggalan aktivitas dalam organisasi. kemudian dibawa teman untuk aktif dan terjun dalam  organisasi, salah satunya kegiatan pramuka. Setelah  aktif kegiatan pramuka saya pun diajak untuk aktif  kegiatan paskibra,  Ini seperti melebarkan sayap untuk berbakti. Setelah menyelesaikan sekolah, saya punya kesempatan  langsung membimbing paskibra di sekolah MTS MA Sukasari. Setelah berjalan, sempat vakum selama satu tahun, karena  fokus bekerja di luar daerah, akhirnya setelah kembali lagi, saya lanjutkan membimbing anak-anak sekolah. Karena jujur,  tergerak melihat antusias anak-anak terutama dalam kegiatan paskibra. alhamdullillah, saya diberikan kesempatan untuk bisa membimbing anak-anak selama beberapa tahun ini”, demikian penuturan Agung Setiawan.


Melihat anggota paskibra menyelesaikan tugasnya, ada rasa bangga dan terharu di wajah mereka. Bukan hal mudah untuk bisa ikut menjadi anggota paskibra, disamping seleksi yang ketat juga latihan yang menguras energi dan kekuatan mental, karena tidak semua orang bisa dan mampu menjadi anggota paskibra. Selain mendapatkan point plus, anggota paskibra punya pengalaman berharga, bisa bersosialisasi, disiplin, memanage waktu dan menumbuhkan jiwa patriotisme.


“Pengalaman dalam membimbing anak-anak paskibra ini memang sangat luar biasa, dari mulai merekrut anak-anak sampai mengatur jam pelatihan. Untuk pelaksanaan paskibra tahun 2024, di Desa Tarumajaya, sedikit terhalang kendala oleh anak-anak yang sebagian mengundurkan diri dengan alasan tertentu. Tapi, itu tidak menyurutkan semangat  untuk terus bergerak dan allhamdullillah, hasil kemarin anak-anak dapat melaksanakan dengan optimal. Secara pribadi, saya merasa bangga, kerja keras dan kerjasama bersama anak-anak mencapai hasil yang maksimal, tapi ini juga menjadi pelajaran untuk tahun-tahun kedepan agar lebih baik lagi”, Di sinipun Agung menjelaskan, bahwa kriteria menjadi  anggota paskibra tingkat desa itu kita lebih merujuk kepada niat dan konsisten anak, karena dasarnya paskibra itu adalah disiplin dan tanggung jawab.


“Harapan terbesar saya adalah semakin banyak anak-anak yang mau terjun dalam kegiatan paskibra, secara konsisten. Dan yang paling utama adalah dukungan penuh dari sekolah, orang tua dan dari lembaga-lembaga yang menjadi support system kepada anak dan itu memberikan efeknya beda kepada  anak. Karena menurut saya, itu adalah doktrinan yang positif  agar lebih semangat dan menumbuhkan rasa percaya diri,” tutup Agung. 




(Liputan. Arnita)



Arnita lahir di Bandung, pengelola rumah tahfidz As-Syukur, penyuka seni Artwork dan dunia Fotografi, Pemimpin Redaksi Media Jurnal Puisi Cinta, Redaktur Note Journey Magazine, ketua PAC (potography & Art Community), pernah bekerja di Majalah Migospecta International sebagai Executive Editor (wakil CEO), pernah menjadi Pemimpin Umum di Buletin Inshinecam, pernah bekerja di Majalah Homagi International sebagai Editor & Director. Tulisan-tulisannya telah dimuat di media cetak dan elektronik.


Salah satu cerpen menjadi pemenang di Sayembara ESVA  Malaysia 2020, cerpen dengan judul Kotaku Gelap; Apa Kabar Perempuan? Masuk Nominasi Anugerah Sastra Apajake 2023 kategori cerpen. Telah bergabung di 136 antologi bersama dan melahirkan dua buah antologi tunggal.




Posting Komentar

1 Komentar

Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024