005

header ads

Kemerdekaan di Secangkir Kopi: Sinergi Sastra Muda Indonesia dan Funcoustic


Perwakilan Sastra Muda Indonesia berpuisi


Jakarta- Semarak kemerdekaan Indonesia dirayakan dengan berbagai cara, salah satunya melalui lantunan puisi di Kedai Pangkalan, sebuah kedai kopi dan kudapan yang terletak strategis di pinggir jalan. Sabtu malam, 17 Agustus 2023, Kedai Pangkalan menjadi saksi bisu perpaduan seni sastra dan musik dalam sebuah acara spesial.

Sastra Muda Indonesia, yang diwakili oleh kehadiran Diana Prima Resmana dan Erna Winarsih Wiyono, hadir mengisi panggung dengan puisi-puisi bertema kemerdekaan. Diana membawakan puisi "Tuhan di Kedai Kopi" karya Aan Mansyur, sementara Erna membawakan karya Walidha Tanjung Files berjudul "Menjadi Indonesia".


Tuhan di Kedai Kopi

Aan Mansyur


tiap pagi aku ke kedai kopi dekat rumah

mencuri dengar kenyataan berhamburan

dari pikiran yang lebam & belum berhenti

mencari

“semalam di dalam mimpi aku bertemu tuhan

untuk aku sembah. dia bernama sakit yang tidak

mau sembuh.”

“aku meragukan tuhan. tetapi aku punya istri

& dua anak perempuan & ibuku semakin sering

diserang keinginan menghindar dari kata-kata

& negara tidak berhenti membunuh kita.”

“segelas kopi yang kugenggam sembari mengenang

hidupku yang terhapus adalah tuhan yang hangat.”

“aku sendiri. tuhan sendiri. aku masih berharap

dia mau berteman baik denganku.”

“apakah tuhan lebih dekat dari hidupku atau matiku?”

kerap kubayangkan diriku penyair. misalnya, pagi ini:

aku memungut mayat-mayat tuhan yang berjatuhan

di antara gelas-gelas kopi & aku ingin menulis puisi

tetapi menulis puisi berarti mengubah

setumpuk abu jadi hutan; berarti merebut bahasa

yang telah lama kembali ke mulut tuhan.



Menjadi Indonesia

Walidha Tanjung Files


siapa yang tak kenal Indonesia

rangkaian pulau terpisah

disatukan lautan dan perbedaan

dalam sanubariku tersimpan kebanggaan yang abadi

hingga deru ombak terhenti

hingga surya jingga tak lagi mendaki cakrawala

nyanyian kedamaian yang disampaikan angin malam

meringkuk pulas dalam dekapan mantra leluhur

surga yang membuat para musafir

enggan melanjutkan kembara

senyum dan keramahan

yang tersiar hingga ke penjuru dunia

inilah negeri tempatku dilahirkan

dan bersemayam

aku bangga menjadi bagian darimu

Indonesia

Berpuisi di Kedai Pangkalan

Acara ini semakin meriah dengan penampilan Band Funcoustic, yang setia menghibur pengunjung Kedai Pangkalan setiap Sabtu malam. Band yang mengusung konsep "fun" dengan nuansa akustik simpel ini membawakan lagu-lagu lawas dari era 80-an dan 90-an, membangkitkan nostalgia dan suasana nyaman bagi para pengun

Kolaborasi seni yang unik pernah tercipta di Kedai Pangkalan dalam event "Rocktober". Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Komunitas Ruang Puisi Kita dan Komunitas GlamRock, yang memadukan dua dunia seni yang berbeda: sastra dan musik rock, Adrian bertutur pada 7Detik.com

Selama event berlangsung, pertunjukan puisi, sastra, dan teatrikal bergantian dengan penampilan lagu-lagu rock. Perpaduan ini menciptakan suasana dinamis dan menarik, menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung yang menikmati sajian seni yang tak biasa.

Kedai Pangkalan sendiri memang dikenal sebagai tempat yang ramah terhadap berbagai bentuk seni. Selain rutin menghadirkan live music dari Funcoustic, kedai ini juga kerap menjadi wadah bagi komunitas seni untuk menampilkan karya-karya mereka.

Dengan hadirnya Sastra Muda Indonesia di malam kemerdekaan, Kedai Pangkalan kembali membuktikan diri sebagai tempat yang ideal untuk menikmati sajian kopi, kudapan lezat, dan sajian seni yang berkualitas.

(*)

Erna Wiyono

Posting Komentar

0 Komentar