005

header ads

MOTHER EART VISUAL ART EXHIBITION: KOLABORASI BERCITA RASA SENI


Seni itu terkait ide kreatif dan imajinasi untuk menciptakan suatu karya. Dalam proses menuangkan ide dan imajinasi dibutuhkan rasa ketertarikan dan keterikatan jiwa yang dalam. Seni pula mengasah sensitivitas atau kepekaan seseorang terhadap apa yang ditemui setiap detik oleh panca indera manusia. Dengan kepekaan, seseorang dapat memetik hikmah terpendam dari berbagai situasi atau persoalan di kehidupan ataupun berkah yang menerbitkan rasa syukur terhadap apa yang telah dikaruniakan kepada dirinya. Seseorang kemudian menuangkan hikmah dan rasa syukur tersebut menjadi ide dalam penciptaan karya seni pada berbagai media. Seni itu sangat luas, meskipun pada definisi secara akademis terdapat pengkhususan beberapa bidang karya seni. Namun seni sebagai cita-rasa keindahan, kesempurnaan dapat hadir pada berbagai bidang dan situasi kehidupan, pada hal yang sistematis atau abstrak dan absurd sekalipun. 


Setidaknya hal tersebut yang tersirat pada event bertajuk Mother Earth Visual Art Exhibition yang digagas Madre Artainment dan difasilitasi tempat pameran oleh Swiss Belhotel Rasuna Epicentrum Setiabudi Jakarta Selatan, yang berlangsung dari 4 hingga 11 Agustus 2024. Event ini adalah kolaborasi antara para pekerja seni seperti pelukis, pematung, pegiat seni instalasi dan banyak kalangan lainnya, dengan pegiat otomotif khususnya motor custom dan para biker. Pembukaan pameran sendiri berlangsung pada Minggu malam, 4 Agustus 2024, di satu area terbuka Swiss Belhotel Rasuna Epicentrum Setiabudi, dengan ruang pamer karya di lobby utama tempat tersebut. Terdapat 41 orang pekerja seni dan beberapa klub motor yang terlibat dalam pameran ini seperti dituturkan oleh Maya Meilani Falah selaku Ketua Panitia. 


Maya menjelaskan dalam sambutannya di awal acara, bahwa event serupa pernah digelar di tempat yang sama, namun hanya diikuti oleh para pekerja seni saja. Untuk event awal Agustus 2024, muncul ide untuk berkolaborasi dengan pegiat otomotif khususnya motor custom dan para biker.


"Atas dasar mempersembahkan karya terbaik bagi negeri ini. Karena seni itu begitu luas cakupannya, tidak hanya mewujud dalam bentuk lukisan, patung, seni instalasi dan banyak wujud lainnya, tetapi juga dalam bentuk karya motor custom. Menyatukan kesemuanya pada suatu event adalah sebuah persembahan budaya untuk bangsa ini dengan semangat kekaryaan, inovasi dan kreativitas bercita rasa seni." Jelasnya di hadapan seluruh yang hadir.


Di temui di sela acara, Maya, perempuan pemilik kedai kopi, Madre arts & koppi ini, menambahkan penjelasannya, ide awalnya hadir dari diskusi ringan di kalangan pekerja seni yang berbaur dengan para biker atau anak-anak motor pada sebuah bengkel tempat berkumpulnya para biker dari klub motor besar Brotherhood untuk memadukan berbagai bentuk karya dalam satu event pameran.


"Untuk tema besar event ini sendiri adalah Mother Earth atau diterjemahkan sebagai Ibu Pertiwi dan dijabarkan menjadi persembahan buah karya anak bangsa bagi Ibu Pertiwi, dengan tetap menjaga kebudayaan Indonesia. Kata Mother Earth merujuk pada penyebutan nama kedai Madre Arts & Koppi dan sosok saya sebagai pemilik yang merupakan seorang Ibu rumah tangga, sekaligus juga dan anggota dari satu klub motor yang bernaung di bawah bendera klub Brotherhood. Klub lain yang terlibat di acara ini yaitu Sons Of Mahaji (SOM) dan Gold Hammer Vespa Studio. Kedepannya event ini bisa saja diselenggarakan lagi bila melihat antusiasme peserta yang mengikuti event yang sekarang berlangsung" Ujar Maya. 


Seluruh karya seni rupa yang dikuratori oleh Mayek Prayitno, nampak mengangkat tema bumi, alam, perempuan sebagai perlambang ibu, dan berbagai kekayaan kebudayaan Indonesia. Dalam catatan kuratorial, tim Madre Artainment menuliskan, Ibu Pertiwi merupakan kata-kata yang dipahami sebagai Ibu Bumi, sebagai bangsa Indonesia, Ibu Pertiwi berarti tanah air Indonesia. Alamnya yang menyimpan misteri estetis tersendiri, diam-diam direkam oleh peserta pameran sebagai gagasan. Pengalaman menjelajah Nusantara dengan sepeda motor oleh para penggagas, menjadikan pameran ini memiliki energi yang kuat dan spontan. Persis seperti ketika sepeda motor mereka secara tidak terprediksi mengalami kendala teknis di tengah hutan saat melakukan tour. Karya-karya yang ditampilkan memiliki karakter yang variatif sesuai pengalaman empirisnya masing-masing. Berbagai genre dan isme ditampilkan secara natural, jujur dan orisinal dengan estetikanya masing-masing sebagai suatu karya seni rupa. Dari mulai karya figuratif hingga abstrak, bahkan instalasi seni rupa ditampilkan di lobi hotel.


Pada acara pembukaan itu pula hadir Kepala Balai Budaya Jakarta, Syahnagra Ismail yang memberikan kata sambutan. Ia sangat mengapresiasi event tersebut sebagai usaha untuk membangun jalinan persaudaraan antara para pekerja seni dan pegiat otomotif dalam hal ini pelaku motor custom dan para biker dari beberapa klub motor yang terlibat. Bila pada pameran seni rupa atau khusus seni lukis biasa hanya diikuti oleh mereka yang terbiasa bergelut di bidang itu, namun untuk event yang diadakan Madre Artainment ini adalah sesuatu yang baru dan belum pernah ada, karena melibatkan pula para pegiat otomotif untuk bersama-sama menghadirkan kecintaan kepada karya seni dan kekayaan alam serta budaya Indonesia.


"Saya sangat mendukung event ini, para pegiat motor custom dan para biker klub motor membangun motor mereka dengan ketelitian dan tetap menjaga cita-rasa seni mereka. Mereka pun sering berkeliling ke seluruh pelosok Indonesia, melakukan touring mengunjungi tempat-tempat eksotis negeri ini, bertemu dengan masyarakat dari berbagai latar belakang suku yang ada, menyimak kekayaan keindahan alam tanah air serta berbagai budaya khas berbagai daerah, sementara para pekerja seni dengan intuisi kepekaan seninya menuangkan apa yang mereka rekam di dalam pikiran tentang seluruh karunia yang telah dianugerahkan kepada bangsa dan negara ini menjadi karya seni luar biasa. Mereka saling berbaur satu sama lain dalam tali persaudaraan untuk menggelar sebuah peristiwa budaya seperti event ini. Hal ini bisa menjadi sebuah contoh bagi elemen masyarakat lain, misalnya para politikus yang kerap beradu intrik atas dasar kepentingan golongan mereka masing-masing. Semestinya kesolidan sinergi dari berbagai perbedaan dengan didasari kecintaan kepada penciptaan karya seni seperti di tempat ini dapat ditularkan dan dibangun secara kontinyu dan berkesinambungan di manapun." Ungkap Syahnagra menegaskan dalam kata sambutannya.


Sebelumnya acara pembukaan event Mother Earth Visual Art Exhibition di Swiss Belhotel Rasuna Epicentrum Setiabudi Jakarta Selatan ini diawali dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin Aktor Ozy Syahputra sebagai Dirigen, lalu dilanjutkan oleh pembacaan doa yang dipimpin oleh Aktor Alfie Alfandy, Alfie juga merupakan seorang pendiri klub motor Biker Dakwah. Ozy Syahputra kemudian bukan hanya menjadi dirigen lagu Indonesia Raya, ia pun menghibur seluruh yang hadir dengan menyanyikan dua lagu lawasnya. Selain Ozy, tampil pula satu band dengan format akustik yaitu Funcoustic yang dimotori oleh Ardian dan kawan-kawan. Beberapa booth sponsor juga ikut meramaikan tempat acara seperti dari Samurai Kurobushi, Bali Hai, King Coffe, Bonar Apparel Design Project dan lain-lain.


Liputan: Wahyu Toveng 

Biodata Penulis:

Wahyu Toveng, kelahiran Jakarta 1977 Alumni dari Akademi Teknologi Grafika Indonesia. Seorang penikmat sastra, puisi-puisinya terhimpun dalam berbagai antologi puisi bersama. Meliput untuk Media Digital Semesta Seni 2019 - 2021, Pernah berperan sebagai Brojo dalam lakon berjudul PERTJA bersama Pandu Teater untuk Festival Teater Jakarta Pusat 2021. Pemenang kedua Love Poetry Competition 2022 Majalah Figure Explor, Pemenang Puisi Terbaik Anugerah Negeri Kertas, Hak Asasi Manusia 2022. Nominasi Anugerah Sastra Apajake 2023 Kategori Puisi, Juara Harapan 2 Lomba Cipta Puisi Grup FB Hari Puisi Indonesia 2023.








Posting Komentar

0 Komentar