005

header ads

Berburu Inspirasi di Studio Yusuf Susilo Hartono


Kamisketsa Galnas & Yusuf Susilo Hartono


Berkarya merupakan suatu cara mensyukuri bakat yang telah diberikan Allah SWT, sehingga harus dirawat dan terus dijaga agar bakat itu semakin terasah.
"Yusuf Susilo Hartono"


Editor : Erna Wiyono
Penulis : Kamisketsa Galnas

Jakarta - KamiSketsa Galnas, program bimbingan edukasi yang diinisiasi oleh Galeri Nasional Indonesia sejak 12 Oktober 2017 lalu, kali ini kembali mengajak para pecinta seni untuk mengikuti kegiatan menarik. 

Kamis 29 Agustus 2024, KamiSketsa Galnas mengajak para peserta untuk berkunjung dan bersilaturahmi ke studio Yusuf Susilo Hartono, seorang pegiat seni, jurnalis, dan penyair ternama. Kediaman Yusuf Susilo Hartono berlokasi di Pamulang, Tangerang Selatan. 

Sejak diluncurkan, KamiSketsa Galnas telah menghadirkan berbagai kegiatan menarik, seperti workshop sketsa dengan narasumber kompeten, sketsa on the spot di tempat-tempat bersejarah, sharing antarpeserta, sketsa bersama, virtual sketch, dan tantangan sketsa melalui Instagram. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi para peserta dalam mengembangkan kemampuan menggambar sketsa dan memperkaya pengetahuan mereka tentang seni dan budaya.


Yusuf Susilo Hartono

Yusuf Susilo Hartono, yang dikenal sebagai sosok serba bisa, memiliki pandangan yang menarik tentang berkarya. Baginya, berkarya adalah cara mensyukuri bakat yang telah diberikan Allah SWT. Ia percaya bahwa bakat harus dirawat dan terus diasah agar semakin terasah. Hal ini tercermin dalam perjalanan hidupnya yang kaya akan pengalaman di berbagai bidang seni.

Lahir di Bojonegoro, Jawa Timur pada 15 Maret 1958, Yusuf Susilo Hartono menamatkan pendidikan guru di SPG dan IKIP. Ia memulai kiprahnya di dunia kesenian di Surabaya pada tahun 1980, aktif dalam melukis, menulis, dan teater. Melalui aktivitasnya ini, ia berinteraksi dengan para penulis sastra Jawa di Jawa Timur dan kemudian turut menggelutinya.

Tahun 1982, Yusuf Susilo Hartono menjadi salah satu pendiri komunitas Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSBJ). Pada tahun 1986, ia memutuskan untuk mundur dari profesi guru dan memasuki dunia jurnalistik sebagai jurnalis Surabaya Post di kantor perwakilan Jakarta. Sejak saat itu, ia aktif dalam dunia kewartawanan, baik dalam organisasi PWI maupun di berbagai media seperti Majalah Kabare, Majalah Visual Arts, dan Majalah Galeri.

Meskipun aktif di bidang jurnalistik, Yusuf Susilo Hartono tetap melukis, mengikuti berbagai pameran seni rupa, dan terus menggeluti penulisan sastra Jawa. Setelah tahun 2000-an, ia kembali aktif dalam dinamika sastra Jawa bersama PSBJ.

Yusuf Susilo Hartono menulis puisi Indonesia dan Jawa. Puisinya "Perjanjian Suci" (1986) bahkan dijadikan mas kawin. Ia juga pernah diundang oleh Dewan Kesenian Indonesia untuk mengikuti Pertemuan Penyair Indonesia di TIM pada tahun 1987. Antologi puisinya, antara lain "Ikan-ikan Hias" (1986), "Aku Memilih Jadi Cahaya" (2015), "Ombak Wengi" (2011) yang mendapat hadiah Sastra Jawa Rancage (2012), "Serat Plerok" (2016), dan "Gurit Saidu" (2022). Gurit-guritnya yang unik, masing-masing hanya terdiri dari empat kata, lebih pendek dibandingkan Haiku Jepang.

Sebelum hijrah ke Jakarta pada tahun 1986, Yusuf Susilo Hartono bersama JFX Hoery dan kawan-kawan mendirikan Komunitas Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (1982). Komunitas ini kini menjadi salah satu lumbung sastra Jawa di Jawa Timur.


Kamisketsa Galnas di studio YSH


Sebagai pemegang Kartu Wartawan Utama dari Dewan Pers, Yusuf Susilo Hartono pernah menjadi wartawan seni budaya Surabaya Post Perwakilan Jakarta (1986-2000), Pemred Visual Arts (2007 – 2012), Pemred Majalah Galeri (2012 – sekarang), dan lain-lain. Sejak tahun 2008, ia aktif di PWI Pusat. Ia juga telah aktif selama dua dasawarsa di Yayasan Seni Rupa Indonesia dan menjadi pengurus Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pusat.

Selain puisi, Yusuf Susilo Hartono juga telah menghasilkan buku-buku tentang cerita anak, jurnalistik, dan kumpulan sketsa. Melalui kunjungan studio ini, KamiSketsa Galnas berharap para peserta dapat belajar dan terinspirasi dari perjalanan hidup dan karya Yusuf Susilo Hartono, seorang seniman serba bisa yang telah menginspirasi banyak orang.


Rekam Jejak Yusuf Susilo Hartono :


PAMERAN TUNGGAL


1990 Sketsa Jurnalistik di Balai Budaya, Jakarta

1999 Sketsa Hitam Putih Peragawati di Expose Cafe, Jakarta

2002 Jejak Jepang dalam Sketsa di Pusat Kebudayaan Jepang, Jakarta

2013 Pameran Sketsa Keliling 3 Kota di Masterpiece Jakarta, Gedung Maharani

Bojonegoro dan Galeri Emmitan Surabaya

2014 Sketsa+ Pe(s)ta Demokrasi di Galeri Nasional Indonesia

2020 Move On, pameran daring di kanal YouTube Budayasaya Kemendikbudristek

2002 Retrospeksi 20 Tahun Berkarya di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki

2022 Among Jiwo: Pameran Retrospeksi 40 Tahun Berkarya di Museum Nasional

Indonesia, Jakarta


PAMERAN BERSAMA


1991 Peristiwa dalam Sketsa bersama Prof. Dr. Daoed Joesoef, Roelijati, dkk di Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud (kini GNI)

1992 Pameran Akbar Lukisan HPN ‘92 bersama R. Basoeki Abdullah, Nashar, Ipe Ma’aroef, Jeihan, Amri Yahya, dll di Plaza Depdikbud

1996 Bhinneka Warna bersama Sonny Lengkong, dkk di Manado, Sulawesi Utara

2000 Phillip Morris Art Award di Jakarta

2001 Indofood Art Award di Jakarta

2002 Patron Of the Arts di Alia, Jakarta

2008 Pameran Manifesto di Galeri Nasional Indonesia

2011 Seni Rupa Kontemporer Islam, Bayang di Galeri Nasional Indonesia

2012 Sketsa Jakarta bersama Hardi, Teguh Ostenrik, GM Sudharta, dll di Bentara Budaya Jakarta

2018 Pameran Sketsa: [Re]Kreasi Garis di Galeri Nasional Indonesia

2019 Festival Sketsa Indonesia

 

Sumber Foto : Kamisketsa Galnas

 




Posting Komentar

0 Komentar